REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 700 buruh yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Buruh DKI melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM di pintu gerbang Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (27/3). Massa buruh bertekad menutup dan melumpuhkan Pelabuhan Tanjung Priok jika harga BBM tetap dinaikkan. Dalam mengamankan jalannya aksi tersebut, Polres Tanjung Priok mengerahkan 700 personil gabungan.
Ratusan buruh tersebut, melakukan long march dari Tanah Merah dan Enggano, kemudian bersatu di pintu 9 Pelabuhan Tanjung Priok. Aksi buruh sempat memacetkan arus lalu lintas di Jalan Raya Pelabuhan saat massa bergerak dari Tanah Merah menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Massa buruh memenuhi satu jalur, sehingga arus lalu lintas dialihkan pada jalur sebaliknya.
Menurut Ketua Federasi Serikat Buruh BUMN Bersatu, Arief Poyuono, aksi akan terus berlanjut jika pemerintah tetap menaikkan harga BBM. "Istana akan kita kepung, jalan tol akan kami tutup, depo BBM akan kami ambil alih, dan mungkin SBY akan kami gulingkan, massa akan kami kerahkan sepuluh kali lipat," ujar Arief.
Menurut Sekjen Serikat Buruh Transportasi Perjuangan, Abdul Rosyid, buruh sopir siap beraksi untuk melumpuhkan Pelabuhan Tanjung Priok. " Kami siap membawa truk container dan melumpuhkan Pelabuhan Tanjung Priok," ujar Abdul Rosyid.