REPUBLIKA.CO.ID, Filipina telah mengajukan protes diplomatik terkait rencana Korea Utara (Korut) untuk meluncurkan sebuah roket di kawasan bulan ini.
Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan, nota protes itu dikirim ke misi diplomatik Filipina di PBB dan Cina, sekutu terdekat Pyongyang, serta dikirim juga ke ASEAN. Manila mengatakan, rencana peluncuran Korea Utara itu tidak dapat diterima dan melanggar resolusi PBB.
Menlu Filipina itu mengatakan, ia berencana akan mengemukakan masalah itu pada KTT Menteri Luar Negeri ASEAN di Kamboja minggu ini, Pyongyang mengatakan, kepingan-kepingan dari peluncuran itu diperkirakan akan mendarat 190 kilometer di timur dan utara Filipina.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa berseru kepada Korea Utara untuk tidak meneruskan rencana meluncurkan roket bulan ini. Seruan itu disampaikan Marty Natalegawa ketika berbicara di Phnom Penh menjelang KTT ASEAN.
Rencana peluncuran roket Korea Utara merupakan salah-satu issue yang diperkirakan akan mendominasi KTT dan menurut Natalegawa akan mengacaukan kemajuan untuk memulai kembali perundingan nuklir enam negara.
"Kami jelas sangat prihatin dengan rencana peluncuran satelit itu, baik dari segi safety maupun keamanan. Tapi yang utama adalah gangguan yang ditimbulkan menyangkut kondisi yang kondusif bagi dimulainya kembali perundingan enam negara. Maka kami sangat mengharapkan Korea Utara menahan diri dan tidak melaksanakan peluncuran tersebut," tandasnya.