REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Israel akan mengajukan surat kepada Presiden Otoritas Palestina (PLO), Mahmoud Abbas untuk menguraikan potensi kesepakatan perdamaian antara kedua belah pihak. Utusan Netanyahu, pengacara Yitzhak Molcho, yang akan memberikan surat ini kepada Abbas.
"Surat tersebut berisi posisi Israel untuk kesepakatan masa depan dengan Palestina," kata Molcho dalam pernyataannya mewakili Israel. Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Rabu (11/4), mengungkapkan bahwa perundingan kali ini akan mencapai kesepakatan ke tingkat yang lebih tinggi dari yang telah direncanakan.
Dalam surat itu, Netanyahu juga akan mengusulkan pembicaraan ke tingkat yang lebih solutif dengan Abbas. "Netanyahu akan mengusulkan kembali pembicaraan perdamaian langsung dalam pertemuan yang direncanakan dengan para pejabat Palestina pekan depan," dalam pernyataan pemerintah Israel yang dilansir dari Maanews, Kamis (12/4).
Walau pada perundingan sebelumnya, ajakan Israel ini telah ditolak Abbas karena Israel seolah bermuka dua. Di satu sisi menginginkan perdamaian, namun di sisi lain tidak berhenti membangun pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan mengambil alih lahan milik warga Palestina.
Pejabat dari kedua belah pihak telah memastikan akan bertemu di Ramallah pada akhir April ini. Presiden PLO, Mahmoud Abbas akan ditemani Perdana Menteri, Salam Fayyad dalam pertemuan dengan Netanyahu tersebut.
Kedua belah pihak akan membicarakan langkah nyata perundingan perdamaian yang sempat terhenti pada 2010 lalu. PLO juga akan memberikan Netanyahu surat yang menunjukkan kegagalan Israel menerapkan "peta jalan damai" pada 2003. Di mana Israel tidak menggubris seruan dunia internasional menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi.