Kamis 12 Apr 2012 17:49 WIB

Gencatan Senjata, Suriah Mulai Tenang

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Warga Suriah saat turun ke jalan menuntut Presiden Bashar Al-Assad turun dari jabatannya.
Foto: AP
Warga Suriah saat turun ke jalan menuntut Presiden Bashar Al-Assad turun dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Hari Kamis (12/4) ini, merupakan batas waktu gencatan senjata antara pemerintah Suriah dan pihak oposisi. Sebagaimana dilaporkan Reuters, tidak terjadi kekerasan dan baku tembak di Suriah.

Orang-orang di Provinsi Homs, Hama dan Idlib mengatakan situasi Suriah semakin tenang. Seorang aktivis di Damaskus juga mengatakan hal yang sama.

"Semalam merupakan peristiwa berdarah, tetapi sekarang mulai tenang dan tidak ada tembakan," kata seorang aktivis bernama Abu Rami.

Meski demikian, harapan untuk mengakhiri pertumpahan darah yang sudah muncul selama 13 bulan tetap rendah. Belum ada tanda-tanda pasukan militer Suriah menarik diri dari Homs sesuai dengan perjanjian gencatan senjata yang diusulkan Kofi Annan. "Tidak ada tanda-tanda penarikan pasukan, penembak jitu dan angkatan bersenjata masih terlihat di seluruh kota," tambah Rami.

Sementara itu, kelompok pengawas Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) melaporkan ledakan terjadi di Zabadani, tak lama setelah batas waktu ditetapkan. Namun,  penduduk yang dihubungi oleh Reuters mengatakan kota itu tenang.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Suriah pada Rabu (12/4) mengatakan akan menghentikan operasi militer pada Kamis pagi, tetapi tidak menyebutkan akan menarik tentaranya. Pemerintah Suriah menegaskan, mereka masih berhak untuk mempertahankan dirinya ketika pemberontak tetap menyerang. Serangan selama sepekan terakhir memicu keraguan terhadap perjanjian gencatan senjata.

Juru Bicara Annan, Ahmad Fawzi, mengatakan tim pengamat akan memantau kesepakatan tersebut. Namun, ia tidak berkomentar mengenai kemajuan tim pengamat yang dipimpin oleh Mayor Jenderal asal Norwegia, Robert Mood. Annan, kata dia, akan memberi penjelasan secara singkat mengenai kondisi terakhir Suriah kepada Dewan Keamanan PBB.

Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Ja'fari mengatakan, pemerintah Suriah mematuhi perjanjian perdamaian. Namun, Suriah tetap waspada untuk melakukan serangan balik jika oposisi menyerang.

Sementara oposisi menyatakan akan menghentikan tembakan jika pasukan Assad menarik diri dan juga melakukan gencatan senjata. "Pengumuman Kementerian Pertahanan Suriah akan menarik diri dan menghentikan kekerasan akan kami tunggu sampai besok," kata Ja'fari.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement