REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mesir, Sabtu (14/4), malam mengesampingkan 10 dari 23 calon presiden termasuk mantan Wakil Presiden Omar Suleiman. Khairat El Shater, capres dari Ikhwanul Muslimin, juga dicoret dari pencalonan presiden.
''Pengesampingan para calon presiden (capres) itu karena dokumen yang mereka ajukan dalam pencalonan tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan,'' kata KPU setempat.
Pencalonan Omar Soleiman yang dikenal sebagai loyalis mantan Presiden Hosni Mubarak tersebut belakangan ini menjadi sorotan dan ditentang keras oleh pro reformasi. Ikhwanul Muslimin dan kekuatan Islam lainnya sehari sebelumnya menggelar unjuk rasa sejuta umat untuk menentang pencalonan loyalis Mubarak. Bahkan, parlemen Mesir dalam sidang darurat pada Kamis (12/4) meloloskan undang-undang (UU) mengenai pelarangan terhadap para mantan pejabat tinggi masa rezim Mubarak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.
Kendati demikian, Ahmed Shafik bisa lolos dalam verifikasi KPU. Mantan Perdana Menteri itu juga dianggap sebagai loyalis Mubarak.
Capres populer dari Ikhwanul Muslimin, Khairat El Shater, juga terhempas dari verifikasi karena dianggap tidak memenuhi syarat. Terhempasnya Shater dalam verifikasi itu sudah diprediksi sebelumnya. Oleh karena itu, Ikhwanul Muslimin mengajukan calon cadangan, yaitu Dr. Mohamed Moursi, Ketua Partai Hurriyah Wal Adalah -- sayap politik Ikhwanul Muslimin.
Pengajuan capres cadangan itu karena Shater dipermasalahkan mengenai kasus hukumnya sebagai tahanan politik di masa Mubarak. Meskipun Shater telah memperoleh pengampunan dari Ketua Majelis Tertinggi Militer (SCAF) Mesir, namun hal tersebut dianggap belum cukup.
Para pakar hukum berargumen bahwa pemaafan tersebut tidak mengubah kasusnya sebagai tahanan. Kasusnya baru dianggap selesai bila ditetapkan pengadilan.
Shater melarikan diri dari penjara saat revolusi yang menumbangkan rezim Mubarak bergejolak pada awal tahun lalu. Shater belum merampungkan tujuh tahun penjara atas dakwaan pembentukan milisi anti-pemerintah Mubarak.
Selain Shater dan Omar Soleiman, beberapa capres populer lainnya juga terhempas seperti tokoh muda Ayman Nur, Hazem Saleh Abu Ismail, dan Murtada Mansour. Sementara itu, 13 capres yang lolos verifikasi termasuk mantan Sekjen Liga Arab Amar Moussa dan Abdel Moiem Abul Fatuh akan bertarung dalam pemilihan presiden yang tahap awalnya dijadwalkan berlangsung pada 23 dan 24 Mei.