Kamis 20 Feb 2025 13:45 WIB

Mesir Umumkan Penemuan Makam Firaun Raja Thutmose II dan Istrinya

Makam ini terletak di sebelah barat Lembah Para Raja.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Makam Firaun Raja Thutmose II
Foto: BBC
Makam Firaun Raja Thutmose II

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Sebuah misi gabungan Mesir dan Inggris telah mengidentifikasi sebuah makam kuno di dekat Luxor sebagai makam Raja Thutmose II, yang menandai penemuan makam kerajaan firaun pertama dalam lebih dari 100 tahun terakhir, demikian disampaikan oleh Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir pada Selasa (18/2/2025).

Terletak di sebelah barat Lembah Para Raja, makam Thutmose II adalah makam terakhir yang hilang dari raja-raja dinasti ke-18 Mesir, dan makam kerajaan pertama yang ditemukan sejak makam Raja Tutankhamun pada tahun 1922, kata kementerian tersebut.

Baca Juga

Para arkeolog dapat mengidentifikasi makam tersebut berkat bejana pualam yang ditemukan di lokasi dan bertuliskan nama Raja Thutmose II dan istrinya Ratu Hatshepsut, salah satu dari segelintir wanita yang pernah memerintah Mesir.

Mereka juga menemukan potongan-potongan perabot pemakamannya, serta potongan-potongan mortir dengan tulisan biru, bintang kuning dan tulisan religius, kata pernyataan itu.

Namun, karena banjir segera setelah kematian raja, makam tersebut umumnya tidak terawat dengan baik, kata pernyataan kementerian itu. Ada indikasi bahwa sebagian besar isinya telah dipindahkan, dan upaya untuk memulihkannya sedang dilakukan, katanya, dikutip dari halaman Asia One, Kamis (20/2/2025).

Dikutip dari BBC pada Kamis (20/2/2025), dijelaskan bahwa Thutmose II adalah leluhur Tutankhamun, yang pemerintahannya diyakini berlangsung dari sekitar tahun 1493 hingga 1479 sebelum masehi (SM). 

Makam Tutankhamun ditemukan oleh para arkeolog Inggris pada tahun 1922.

Thutmose II terkenal sebagai suami dari Ratu Hatshepsut, yang dianggap sebagai salah satu firaun terbesar di Mesir dan salah satu dari sedikit firaun wanita yang memerintah sendiri.

Direktur lapangan misi tersebut, Dr Piers Litherland mengatakan bahwa tangga besar dan koridor menurun yang sangat besar dari makam tersebut menunjukkan kemegahan.

“Butuh waktu yang sangat lama untuk melewati semua itu,” kata Piers Litherland.

Piers Litherland menambahkan bahwa tangga tersebut terhalang oleh puing-puing banjir dan langit-langitnya telah runtuh.

“Hanya setelah merangkak melalui lorong sepanjang 10 meter (32 kaki) yang memiliki celah kecil 40 cm di bagian atas, kami bisa masuk ke ruang pemakaman,” ujar Piers Litherland.

Di sana mereka menemukan langit-langit biru dan dekorasi adegan-adegan dari Amduat, sebuah teks religius yang diperuntukkan bagi para raja. Itu adalah tanda kunci lain bahwa mereka telah menemukan makam raja, kata Piers Litherland.

Mereka mulai bekerja membersihkan puing-puing, berharap bahwa mereka akan menemukan sisa-sisa pemakaman yang hancur di bawahnya.

"Tapi makam itu ternyata benar-benar kosong, bukan karena dirampok, tapi karena memang sengaja dikosongkan,” jelas Piers Litherland.

Mereka kemudian menemukan bahwa makam itu telah dibanjiri sebab makam itu dibangun di bawah air terjun, hanya beberapa tahun setelah pemakaman raja dan isinya dipindahkan ke lokasi lain pada zaman kuno.

Dengan memilah-milah berton-ton batu kapur di dalam ruangan, mereka menemukan pecahan guci pualam, yang bertuliskan nama Thutmose II dan Hatshepsut.

"Pecahan-pecahan pualam ini mungkin telah pecah ketika makam dipindahkan, dan syukurlah mereka benar-benar memecahkan satu atau dua benda karena dengan cara itulah kami mengetahui makam siapa itu,” ujarnya.

Artefak-artefak tersebut adalah benda pertama yang ditemukan terkait dengan pemakaman Thutmose II.

Piers Litherland mengatakan bahwa timnya memiliki gambaran kasar di mana makam kedua berada, dan makam itu mungkin masih utuh dengan harta karun. Penemuan makam firaun ini mengakhiri lebih dari 12 tahun kerja tim gabungan dari New Kingdom Research Foundation milik Piers Litherland dan Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement