REPUBLIKA.CO.ID, Shanxi -- Kurang lebih 15 orang pekerja tambang tewas dalam dua banjir tambang yang terjadi di Cina selama satu pekan terakhir. Tim penyelamat masih mempompa poros pertambangan dan mencari tujuh orang pekerja tambang hilang alam kecelakaan tersebut.
Menurut kantor berita Xinhua, jumlah korban tewas dalam banjir pertama yang terjadi Jumat (13/4) di tambang batu bara ilegal yang beroperasi di Shanfu, sebelah Utara Provinsi Shanxi, Cina, meningkat menjadi 10 orang. Sementara seorang penambang hilang belum berhasil ditemukan. Peneliti menemukan izin operasi itu telah berakhir. Pemilik tambang, manajer, dan 19 orang lainnya ditahan polisi dalam penyelidikan ini.
Dalam insiden terpisah, lima pekerja tewas dan enam lainnya hilang ketika tambang batu bara Yulongyuangtong di Sentral Cina, Provinsi Henan diterjang banjir. Saat itu 53 penambang berada di poros pertambangan saat banjir menerjang. Dalam pemberitaan AFP dan dilansir Nation.com, sebanyak 42 orang berhasil melarikan diri.
Angka terbaru menunjukan 1.973 orang tewas dalam kecelakaan tambang batu bara di Cina tahun 2011. Angka tersebut mengalami penurunan 19 persen dari tahun sebelumnya. Kelompok Hak Buruh mengatakan, jumlah korban sebenarnya lebih tinggi, namun tidak tercatat karena kurangnya pelaporan kecelakaan dari para pemilik. Hal tersebut mereka lakukan untuk membatasi kerugian ekonomi dan menghindari hukuman.
Cina merupakan konsumen terkemuka di dunia batu bara. Kebutuhan energi mereka bergantung 70 persen pada bahan bakar fosil tersebut.