REPUBLIKA.CO.ID, JUBA - Pesawat perang Sudan menyerang tak pandang bulu. Ahad (14/4), satu basis pasukan penjaga perdamaian PBB dibom. Pesawat merusak pangakalan namun tak ada korban jiwa dalam serangan.
Serangan jenis tadi adalah pertama sejak lonjakan terbaru dalam kekerasan antara negara-negara yang berseteru, kata para pejabat Senin. Tak hanya di pangkalan, pesawat tempur juga menyerang di tempat lain di perbatasan negara Persatuan Sudan Selatan, kata Menteri Informasi Daerah Gideon Gatpan hingga menewaskan sembilan warga sipil.
"Mereka meluncurkan pengeboman lain di sini kemarin, mereka membom daerah Mayom dan Bentiu," kata Gatpan. "Di Mayom ... serangan itu menewaskan tujuh warga sipil dan melukai 14 orang lainnya, dua bom jatuh di dalam kamp PBB di Mayom dan menghancurkan generator serta radio."
Kouider Zerrouk, juru bicara Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS), mengonfirmasi serangan itu. "Tidak ada korban, tidak ada yang terluka," kata Zerrouk.
Bom juga dijatuhkan di dekat ibu kota negara Bentiu. "Dua jet tempur menyemburkan delapan bom di timur Bentiu ... beberapa yang lain jatuh di desa sekitar Bentiu, di mana dua orang tewas termasuk wanita hamil, dan delapan orang terluka," kata Gatpan.
Pertempuran pecah antara tentara bersaing Khartoum dan Juba bulan bulan. Tapi pekan lalu konflik kian menajam saat pasukan Selatan merebut Heglig, lapangan minyak yang lama menjadi diperebutkan. Tak tinggal diam, Sudan meluncurkan balasan serta gelombang serangan udara di seluruh perbatasan.
Permusuhan ini adalah yang terburuk sejak kemerdekaan Sudan Selatan dari Sudan pada Juli.
Pertempuran paling sengit telah berpusat di Heglig, yang memberikan kontribusi sekitar separoh dari total produksi minyak