REPUBLIKA.CO.ID, Al-Allamah Syekh Muhammad bin Ali As-San’ani Asy-Syaukani, penulis kitab Nailul Authar, juga sangat mengagumi Ibnu Hajar.
"Tidak ada kitab syarah shahih Bukhari yang melebihi Fath Al-Bari," kata Asy-Syaukani.
Selain Fath Al-Bari, Ibnu Hajar juga mengarang beberapa kitab lainnya. Dalam buku "Sejarah dan Keagungan Madzab Syafi’i" karya KH Siradjuddin Abbas disebutkan, bahwa jumlah karya Ibnu Hajar mencapai 150 buah kitab. Kesemua karyanya ini bermutu tinggi dan hingga kini masih dijadikan rujukan pada sekolah-sekolah tinggi agama.
Diantara karangan Ibnu Hajar lainnya adalah kitab Bulugh Al-Maram min Adillah Al-Ahkam yang merupakan sebuah kitab hadits yang telah disyarahkan oleh As-San’ani dengan nama “Kitab Subulus Salam”; Al-Ishabah fi Tamyiz Asma'i ash-Shahabah (Kamus Biografi Sahabat); Tahdzib al-Tahdzib; Talkhisul Habir; Ad-Durar al-Kaminah (Kamus Biografi Tokoh Abad ke-8); Raf'u al-Ishri fi Qadhai Mishri; dan Al-Isti'dad Liyaumil Mii'aad.
Mengenai karya-karya Ibnu Hajar ini, Imam As-Sakhawi berkata, ''Karya-karyanya tersebar semasa dia masih hidup. Para raja banyak memberi hadiah untuknya dan para pembesar banyak menulis tentang dia.''
"Dia banyak duduk mempelajari tentang hadits, membaca dan menulisnya, sehingga menambah kemasyhuran fatwanya. Orang-orang mencari dan menimba ilmu darinya, karena kecerdasan, hafalan dan kefasihannya serta pengetahuannya tentang sya'ir-sya'ir pujangga terdahulu dan mutakhir," imbuh As-Sakhawi.
Sementara Al-Iraqi berkata, ''Ia adalah syekh yang alim, sempurna, mulia, seorang muhadits (ahli hadist) yang banyak memberikan manfaat, dan agung. Seorang Al-Hafizh yang sangat bertakwa, yang dhabit (dapat dipercaya perkataannya), yang tsiqah, yang amanah.''
Dan masih banyak lagi ulama yang memuji kepandaian Ibnu Hajar.