Kamis 19 Apr 2012 16:08 WIB

Antisipasi Tsunami, BNPB Siapkan Shelter

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah warga mengungsi di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pasca gempa bumi mengguncang wilayah Simeulue, Nangroe Aceh Darussalam, Rabu (11/4).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Sejumlah warga mengungsi di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pasca gempa bumi mengguncang wilayah Simeulue, Nangroe Aceh Darussalam, Rabu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mengantisipasi datangnya tsunami, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal menyiapkan shelter-shelter berupa bangunan tinggi di daerah-daerah berpotensi tsunami, termasuk Padang. Setidaknya, Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun dana akan dikucurkan untuk pembangunan shelter-shelter tersebut.

"Untuk Padang, setidaknya butuh 300 sampai 500 shelter," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (19/4). Untuk saat ini, ungkapnya, Padang baru memiliki tujuh shelter yang umumnya berada di sekolah. Sementara, di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, tuturnya, baru ada tiga unit shelter dengan kebutuhan 68 unit.

Sutopo menjelaskan, BNPB dengan dibantu pemerintah daerah juga kementerian dan lembaga akan membangun shelter-shelter tersebut pada 2013. Menurutnya, shelter akan dibangun di beberapa profil bangunan seperti masjid, gereja, dan bandara. "Pengalaman Aceh bahwa masjid tetap kokoh ketika tsunami harus kita ambil, karena bangunannya relatif masih baik," ungkapnya.

Selain itu, Sutopo mengungkapkan akan membangun bukit buatan di Kota Padang sebagai shelter vertikal. Menurutnya, saat ini ada sebelas lokasi yang potensial untuk dimanfaatkan untuk shelter tersebut. Sutopo menjelaskan bukit-bukit itu akan menjadi jalur evakuasi yang efektif untuk para pengungsi di tengah kota.

Sutopo pun meminta bantuan masyarakat agar dapat membuat shelter secara mandiri. Pasalnya, ujar Sutopo, kemampuan pemerintah untuk membuat shelter-shelter tersebut sangat terbatas. Dia mencontohkan pembangunan shelter di Masjid Almuhajirin, Padang. Shelter berkapasitas 1.500 orang tersebut, ujarnya, dibangun atas usaha swadaya masyarakat. Shelter itu pun akan digabungkan dengan TK dan SD, sehingga bisa berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement