REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Volker Kauder mengatakan bahwa Islam bukanlah bagian dari Jerman, Kamis (19/4). Pernyataan politisi konservatif terkemuka tersebut semakin menambah ketegangan terhadap Muslim.
"Islam bukan bagian dari tradisi dan identitas Jerman," ujar Kauder yang juga kepala Partai Konservatif di parlemen kepada surat kabar Passauer Neue Presse.
Namun, ia menambahkan sebagai warga negara Muslim berhak tinggal di Jerman. Bahkan, katanya Muslim menikmati hak penuh sebagai seorang warga negara.
Pernyataannya tersebut menambah perdebatan mengenai kampanye oleh kelompok ultra konservatif Muslim Salafi yang menginginkan agar dilakukan terjemahan Alquran ke dalam bahasa Jerman bagi non Muslim.
Konferensi tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan pemerintah demi persatuan empat juta Muslim yang tinggal di Jerman. Setengah dari jumlah tersebut memiliki kewarganegaraan Jerman.
Sebagian besar Muslim datang dari Turki pada 1960an dan 1970an. Kerja keras para imigran ini turut menyumbang pulihnya ekonomi Jerman usai perang. Kini Jerman memiliki populasi sekitar 81 juta orang.
Beberapa imigran berhasil meraih posisi terkemuka di bidang politik dan pemerintahan. Namun, masih banyak lainnya yang tinggal di komunitas mereka. Studi menunjukkan banyak pemuda imigran masih berjuang belajar bahasa Jerman. Akses mereka memperoleh pekerjaan juga terbatas.