REPUBLIKA.CO.ID TEHERAN-- Kecaman internasional terhadap konflik di Bahrain terus bergulir. Kali ini Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Iran menyatakan keprihatinannya atas kekerasan yang dilakukan tentara terhadap pengunjuk rasa di Bahrain.
Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengatakan, Bahrain membuat kesalahan strategi dengan menggunakan kekerasan berlebih terhadap demonstran. Ia meminta pemerintah Manama serius mempertimbangkan tuntutan para demonstran. Mehmanparast juga meminta pasukan militer asing segera ditarik dari negara tersebut.
Juru bicara tersebut pun mengkritik beberapa Negara Barat, yang mengklaim sebagai pendukung demokrasi dan hak asasi manusia, namun tetap diam melihat kekerasan yang terjadi pada demonstran di Bahrain.
Sebelumnya pada Senin (23/4) lalu, sekelompok mahasiswa berkumpul di luar kantor PBB di Teheran. Mereka memprotes ketidakpedulian badan internasional terhadap kerusuhan di Bahrain.
Revolusi Bahrain dimulai pada Februari 2011. Sejak saat itu puluhan demonstran tewas sementara ribuan lainnya terluka dan ditahan pasukan rezim.
Demonstran anti-pemerintahan meminta Raja Hamad bin Isa Al Khalifa bertanggung jawab atas kematian demonstran selama pemberontakan tersebut.