REPUBLIKA.CO.ID, Alquran memang tidak menyebut kata Dajjal baik secara eksplisit maupun implisit. Namun, sebagian ulama ada yang berpendapat Dajal dalam Alquran seringkali disebut dengan Ya'juj dan Ma'juj. Tentang hal ini, Alquran menjelaskan dalam Surat Al-Kahfi ayat 94: Mereka berkata, 'Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu supaya kamu membuat dinding antara kamu dan mereka'.
Dalam Alquran dan Terjemahnya terbitan Departemen Agama, Ya'juj dan Ma'juj disebutkan sebagai dua bangsa yang membuat kerusakan di muka bumi, seperti yang telah dilakukan oleh bangsa Tartar dan Mongol dahulu. Bila Alquran tidak menjelaskan secara tegas dan pasti, bukan berarti Dajjal itu tidak ada. Beberapa Hadis Rasulullah yang diyakini kesahihannya secara jelas melengkapi apa yang disitir sebagai Ya'juj dan Ma'juj dalam Surat Al-Kahfi tersebut.
Misalnya Hadis yang diriwayatkan Muttafaq 'Alaih (Bukhari-Muslim) dari Huzaifah yang menyebutkan: Tidak seorang Nabi pun yang diutus Allah melainkan dia telah memperingatkan umatnya perkara Dajjal. Sesungguhnya Dajal itu bermata sebelah, yang tidak dapat digunakan adalah yang sebelah kanan. Dalam Hadis lain dikatakan: Dajjal itu akan datang membawa api dan air, apa yang dilihat orang banyak sebagai api sebenarnya adalah air, dan yang dilihat air adalah api.
Menurut pakar tafsir Alquran Prof Dr M Quraish Shihab dalam bukunya Quraish Shihab Menjawab, bahwa Hadis-hadis tentang Dajal cukup banyak antara lain diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim seperti disebutkan di atas. Dalam beberapa riwayat dikemukakan juga bahwa Rasul SAW bersabda: Tidak akan bangkit kiamat sebelum datang sekitar 30 orang pembohong-pembohong yakni Dajal-Dajal, semua mengaku sebagai Rasul Allah (HR At-Tirmidzi dan An-Nasai melalui Abu Hurairah).
Quraish berpendapat, Dajal yang terbesar adalah yang akan datang menjelang hari kiamat. Mengutip pakar Hadis Ibnu Hajar dalam bukunya Fath Albary --berdasar sekian banyak riwayat yang bersumber dari sahabat Nabi Abu Said Alkhudry --, ia menyebut sekian banyak sifat dan keadaannya, antara lain bahwa Dajal adalah seorang Yahudi, tidak memiliki anak, tidak dapat masuk ke Makkah dan Madinah (HR Muslim), buta sebelah, mata sebelah kirinya berkilau bagaikan bintang kejora. Ia akan bangkit dari timur. Ada riwayat yang menyatakan dari Khurasan ada lagi dari Asfahan yaitu daerah Iran sekarang (HR Muslim).
Pada mulanya, demikian Quraish Shihab, Dajal menampakkan kesalehan, kemudian mengaku Nabi dan terakhir mengaku sebagai Tuhan. ''Memang menurut riwayat ia (Dajal--red) memiliki sekian keistimewaan yang dapat mengelabui manusia, tetapi yang menggunakan pikirannya tidak akan terpedaya apalagi mengakuinya sebagai Tuhan atau nabi,'' tulis Quraish.
Ia menambahkan, kelompok Ahl Sunnah, lebih-lebih pakar Hadis mengakui adanya apa yang dinamai Dajal dan bahwa ia adalah satu sosok manusia yang menjerumuskan umat Islam, tetapi kelompok Mu'tazilah yang cenderung sangat rasional menolak kebenaran Hadis-hadis itu.
Dikutip dari Dialog Jumat Edisi 25 April 2003