Senin 30 Apr 2012 08:06 WIB

Lagi, Petugas Palang Merah Tewas di Pakistan

Rep: Umi Lailatul/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga melintas di depan mobil ambulans di kota Lyari, Pakistan, Ahad (29/4). (Ilustrasi)
Foto: Fareed Khan/AP
Warga melintas di depan mobil ambulans di kota Lyari, Pakistan, Ahad (29/4). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Seorang Petugas Palang Merah Inggris bernama Khalil Dale dikabarkan diculik lalu dibunuh di Pakistan. Pria 60 tahun yang bekerja di Komite Internasional Palang Merah (ICRC) itu diculik di Quetta, daerah Barat Daya Pakistan.

Polisi setempat menyatakan, mayat petugas medis itu ditemukan di sebuah kebun di Quetta. ICRC menyebut pembunuhan tersebut merupakan 'tindakan barbar'. Para militan menculik Dale saat pulang kerja. Militan tersebut kemudian meminta uang tebusan yang besar, namun tak dapat dibayar pihak korban.

Dale pernah bekerja di Dumfries, sebelah barat Skotlandia. Selain itu, ia sudah bekerja untuk ICRC dan Palang Merah Inggris selama bertahun-tahun. Selama mengabdi di ICRC dan Palang Merah Inggris, ia pernah bertugas di Somalia, Afghanistan dan Irak.

''Khalil Dale adalah orang  terpercaya dan sangat berpengalaman sebagai staf palang Merah yang secara signifikan memberikan kontribusi terhadap kemanusiaan ujar Direktur Umum ICRC Yves Daccord pada (29/4).

Sekretaris Kementerian Luar Negeri, William Den Haag menyatakan dirinya mengutuk penculikan dan pembunuhan Dale. "Ini adalah tindakan bodoh dan kejam, menargetkan seseorang yang perannya adalah untuk membantu rakyat Pakistan," ujar Den Haag.

Quetta, adalah daerah perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Kehadiran Taliban di sana telah banyak diketahui. Palang Merah beroperasi di Quetta dan membuka klinik untuk mengobati orang terluka selama perang di Afghanistan termasuk para gerilyawan Taliban.

Ini bukan kali pertama petugas Palang Merah diculik di Pakistan. Sebelumnya pada Agustus tahun lalu, petugas medis Amerika Serikat berumur 70 juga diculik di Kota Lahore, Pakistan.

Pemimpin Alqaidah, Ayman al-Zawahiri kemudian mengeluarkan sebuah video yang mengatakan pihaknya akan membebaskan tawanannya, jika AS menghentikan serangan udara di Afghanistan dan Pakistan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement