REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pulau Enggano dinilai rawan terkena tsunami. Pulau ini terletak di bagian terluar Indonesia tidak jauh dari samudra Hindia dan berbatasan dengan negara India.
Pulau ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan.
"Pulau tersebut rawan terhadap bahaya tsunami. PJS Gubernur Bengkulu, Junaedi, mengkhawatirkan cara evakuasi jika terjadi bencana alam di sana," jelas Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, kepada Republika, Senin (30/4). Wasekjen PKS ini menyatakan Pulau Enggano dihuni sekitar 3.000 penduduk. Hanya bisa ditempuh 12 jam dengan kapal feri yang beroperasi dua kali sepekan.
Jajaran Lanal TNI hanya punya 2 kapal operasi ukuran kecil. Kondisinya satu sudah rusak dan dukungan operasinya minim. Sementara Koramil di P Enggano dengan 17 prajurit juga dilengkapi sarana terbatas, tanpa back up sarana untuk penanggulangan bencana. "Pemerintah pusat harus serius sikapi ini," jelas Mahfudz.
Pulau terluar merupakan basis pertahanan awal yang seharusnya dibekali dengan Alutsista yang memadai. "Apa yang terjadi di Pulau Enggano sangat tidak memadai. Harus ada perhatian lebih," jelasnya.
Ketika malam tiba kegelapan merajalela. Semuanya tak terlihat. Hanya ada cahaya temaram dari lampu-lampu dan lentera yang menjadi pelita di tengah kegelapan.