REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie mengapresiasi peran Atsiri Research Center (ARC) menghasilkan inovasi. ARC menjadi pusat unggulan inovasi milik Universitas Syiah Kuala (USK) yang telah mengembangkan minyak atsiri nilam Aceh menjadi produk berkelas dunia.
"Para peneliti adalah tulang punggung kemajuan Universitas Syiah Kuala. Tanpa mereka, sulit bagi kita untuk mencapai kemajuan signifikan," kata Stella melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Stella juga mengapresiasi komunitas lokal kembangkan produk nilam. Menurutnya, inovasi adalah inti dari riset dan penggerak utama untuk meningkatkan nilai jual produk lokal.
"Inovasi itu adalah sesuatu yang baru, hasil dari pemikiran yang belum pernah ada sebelumnya. Jiwa peneliti adalah melahirkan pembaruan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua ARC-USK, Syaifullah Muhammad mengungkapkan bahwa pembentukan ARC diawali dengan permintaan pemerintah setempat untuk membantu petani nilam di Aceh.
Meskipun nilam Aceh dikenal sebagai yang terbaik di dunia, Syaifullah menilai para petani dulunya belum merasakan dampak maksimal dari komoditas ini.
"Kami menemukan 24 persoalan utama dalam industri hulu-hilir nilam Aceh. Dengan kerja keras, ARC berhasil merumuskan berbagai terobosan untuk mengatasi masalah ini, karena Aceh memasok 90 persen kebutuhan nilam dunia," ungkap Syaifullah.
Dalam upaya tersebut, Syaifullah menjelaskan pihaknya melibatkan lebih dari 80 profesor, doktor, dan master, dimana kini ARC-USK telah menyusun peta jalan hingga tahun 2030 untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengoptimalkan potensi nilam Aceh.
Hasilnya, harga nilam yang semula hanya Rp300.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp1.700.000 per kilogram. Ia juga menjelaskan berbagai dampak signifikan inovasi ARC-USK seiring delapan tahun perjalanan.
Syaifullah mengungkapkan pihaknya berhasil meningkatkan nilai tambah nilam Aceh, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperluas akses pasar, dimana saat ini, 17 kabupaten di Aceh telah mengembangkan budi daya nilam yang turut berdampak pada ekonomi, juga pengakuan nasional dan internasional.
"Dampak ini adalah hasil kerja keras bersama. Kami berharap pemerintah dan berbagai pihak terus memberikan dukungan agar kinerja kami semakin optimal ke depan," ucap Syaifullah.