Ahad 06 May 2012 18:05 WIB

Muslim Inggris Tetap Sembelih Hewan Secara Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Penyembelihan hewan secara modern
Foto: Corbis.com
Penyembelihan hewan secara modern

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO—Komunitas muslim Inggris menolak untuk mengikuti seruan untuk membatasi praktek penyembelihan hewan secara Islam. Menurut mereka, tidak ada yang perlu dilanjutkan, bahkan seharusnya penyembelihan hewan secara Islam perlu diteruskan dan diperluas.

Sekjen Dewan Muslim Wales, Salim Kidwai mengatakan penyelembelihan hewan secara halal merupakan kebutuhan. Sebab, hewan yang dipotong tidak merasakan sakit seperti yang banyak diumbar dalam opini publik. “Kami percaya hal ini harus terus dilakukan,” kata dia seperti dikutip onislam.net, Ahad (5/4).

Wacana pembatasan dan pelarangan penyembelihan secara Islam dan Yahudi mengemuka setelah mantan presiden Asosiasi Veterinier Inggris, Profesor Bill Reilly menyerukan pembatasan itu. Menurutnya, ada indikasi penyembelihan hewan secara Islam dan Yahudi melanggar hak asasi hewan.

“Ini seperti pembantaian. Dan pembantaian itu meningkat. Dari perspektif kesejahteraan hewan tentu masalah ini tidak dapat diterima,” kata Reilly.

Ia menambahkan dalam masyarakat yang begitu toleran sudah seharusnya diikuti pula dengan dengan adanya rasa hormat terhadap hewan. “Dalam pandangan saya, situasi macam ini tidak dapat diterima, “ tegasnya.

Dalam kepercayaan Islam dan Yahudi, penyembelihan hewan dilakukan dengan memotong leher para hewan secara perlahan. Menurut pandangan barat,  metode penyembelihan itu justru menyiksa binatang.

Yang menarik, wacana ini sebenarnya tidak terlepas dari masalah bisnis. Para pedagang daging Eropa mengaku mengalami penurunan omset semenjak para pedagang daging muslim mulai berjualan. Entah mengapa, isu itu lantas berkembang menjadi sentimen agama, dimana penekannya pada pelanggaran hak asasi hewan yang dilakukan komunitas muslim dan Yahudi.

Di Prancis, masalah daging halal menjadi isu selama pemilihan Presiden Prancis. Tokoh  sayap kanan negara itu, Martine Le Pen mejadi yang terdepan dalam penolakan terhadap distribusi daging halal di Prancis. Hal yang sama juga diserukan presiden Prancis, Nicholas Sarkozy.

Sementara itu, Data Badan Standar Makanan (FSA) Inggris menyebutkan, daging halal kini menyumbang 25 persen dari pasar daging seluruh Inggris.  Namun, Juru bicara FSA, mengatakan jumlah daging halal yang beredar di pasaran masih relatif rendah. Sementara, aturan baru Uni Eropa tentang perlindungan hewan terkait penyembelihan mulai berlaku di Inggris pada 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement