REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Majelis rendah parlemen Rusia (Duma), menyetujui Dmitry Medvedev menjadi Perdana Menteri baru Rusia menggantikan Vladimir Putin yang terpilih sebagai Presiden baru Rusia untuk kali ketiga.
Para anggota Duma memberikan suara 299-144 untuk memilih Medvedev. Ia didukung dua dari empat fraksi Duma, yaitu Rusia Serikat dan Partai Demokrat Liberal Rusia. Sementara tentangan datang dari para anggota parlemen dari Partai Komunis Rusia dan A Just Russia.
Dalam pidatonya kepada anggota parlemen, Medvedev mengatakan pemerintah baru akan fokus pada masalah ekonomi dan sosial. Ia juga mengatakan akan siap untuk berdialog dengan semua partai politik ketika menjadi PM baru.
Sebelum pemungutan suara, Putin memperkenalkan Medvedev sebagai calon PM kepada anggota parlemen sebagaimana lazimnya. Presiden menggambarkan calon perdana menteri adalah seorang tokoh politik yang berpengalaman, yang berdiri di belakang reformasi yang signifikan di negara berjuluk tirai besi tersebut.
Medvedev memiliki waktu sepekan untuk menyerahkan kepada presiden komposisi kabinet baru, serta calon wakil perdana menteri dan menteri-menteri federal. Senin kemarin, Putin menyerahkan satu rancangan undang-undang kepada Duma Negara, tentang pencalonan mantan Presiden Medvedev sebagai PM.
Medvedev memfokuskan selama kepresidenannya antara lain pada reformasi politik, modernisasi ekonomi, anti korupsi, promosi inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan peraturan Rusia, untuk disetujui sebagai PM, calon harus mengumpulkan suara terbanyak di 450 kursi Duma Negara, yang berarti untuk mengumpulkan setidaknya 226 suara.