REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengakui pembangunan huntap (hunian tetap) korban erupsi Merapi agak lambat karena tanah kas desa di sana sudah digunakan untuk hunian sementara.
''Karena itu sekarang diprioritaskan pembangunan pemukiman huntap untuk warga yang tinggal di huntara Gondang I. Setelah yang di huntara Gondang I pindah ke huntap, nanti warga yang tinggal di huntara Gondang II pindah ke huntara Gondang I dan huntara gondang II dirobohkan untuk membangun huntap bagi mereka,'' jelas Sultan pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Rabu (9/5).
Setelah semua huntap bagi korban erupsi Merapi dibangun semua, Sultan berharap masyarakat di lereng Merapi bisa lebih ada kepastian. ''Saya harapkan ekonomi mereka bisa cepat tumbuh kembali,'' kata dia.
Sementara itu mengenai warga Glagaharjo yang masih menolak untuk pindah, menurut Sultan hal itu masalah lain. ''Saya diberi waktu tiga tahun oleh Pemerintah Pusat untuk menyelesaikannya. Saya ingin tahu apa usulan masyarakat Glagaharjo supaya menjadi alat untuk saya berbicara dengan tim dari Pusat,'' kata Sultan.
Terkait HUT Kabupaten Sleman, Gubernur DIY mengucapkan selamat dan berharap agar good governance dan clean governance betul-betul dilaksanakan di kabupaten Sleman.
''Saya berharap bisa dilaksanakan akuntabulitas dan tumbuhkan kepercayaan masyarakat. Pemerintah kabupaten Sleman tidak hanya bicara program, proyek, tetapi ubah karakter birokrat sebagai pelayan masyarakat,'' kata dia.
Menurut Sultan, birokrat itu harus peka. Tidak perlu masyarakat berbondong-bondong menyampaikan aspirasi. Tetapi sebelumnya birokrat harus tahu aspirasi apa yang mau disampaikan masyarakat.