Rabu 09 May 2012 20:18 WIB

Muslim Gibraltar Keluhkan Perlakuan Diskriminasi

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hazliansyah
Salah satu masjid di Gibraltar
Foto: asmadiyussuf.blogspot.com
Salah satu masjid di Gibraltar

REPUBLIKA.CO.ID, GIBRALTAR -- Serupa dengan saudaranya di negara-negara Eropa lain, Muslim Gibraltar kerap kali mendapat perlakuan diskriminasi. Kondisi tersebut membuat muslim mengalami kesulitan untuk mencoba berintegrasi dengan masyarakat Gibraltar lain.

 

Pimpinan Komuitas Muslim Gibraltar, Sarsri mengatakan sulit bagi muslim untuk berintegrasi dengan komunitas lokal. Dalam benak komunitas muslim, niatan untuk berintegrasi begitu besar.

"Kami sadar, muslim juga memiliki andil dengan kondisi yang terjadi di Gibraltar. Sebabnya, kami juga tidak berdiam diri untuk segera memberikan pemhaman tentang Islam," kata dia seperti dikutip iina.me, Rabu (9/5).

 

Sarsri mengatakan, prinsip utama Islam pada dasarnya adalah hidup berdampingan, toleransi dan menerima keberagaman. "Kami ingin menunjukkan seperti apa Islam," katanya.

 

Dikatakan Sarsri, kebanyakan dari penganut agama berbeda tidak memiliki masalah satu dengan yang lain. Sementara, ada sedikit perbedaan saat berbicara tentang Islam dan muslim.

"Ya, kami tentu tidak merasa sakit hati dengan kondisi tersebut. Tentunya, kami harus lebih bekerja keras guna memperkenalkan Islam," kata dia.

 

Sebagai bentuk implementasi dari komitmen itu, komunitas muslim Gibraltar turut ambil bagian dalam pameran dan seminar di Aula Mackintosh, Gibraltar. Dalam pameran itu, beragam penjelasan tentang budaya dan nilai-nilai Islam ditampilkan.

 

Islam masuk ke Gibraltar sekitar tahun 711. Saat itu, panglima dinasti Ummayah, Tariq Bin Ziyad memimpin pasukan muslim menuju semenanjung Andalusia.

Pada 29 April 711, pasukan Tariq mendarat di Gibraltar. Nama gibraltar berasal dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang artinya gunung Tariq. Dari Gibraltar, Islam segera menyebar seiring dengan perluasan wilayah yang dilakukan Zayid.

sumber : iina.me
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement