REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi menegaskan, pihaknya akan langsung melakukan penelitian terhadap kotak hitam pesawat Sukhoi Superjet 100, meskipun FDR yang merupakan bagian penting dari peralatan itu belum ditemukan.
"Investigasi sudah mulai kami lakukan mulai hari ini sambil menunggu FDR yang belum ditemukan," kata Tatang dalam acara serah terima CVR ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Lapangan Pasir Pogor, Cijeruk, Jawa Barat, Rabu (16/5).
"Flight data recorder" (FDR) atau alat perekam data penerbangan seharusnya berdampingan dengan kotak hitam atau "cockpit voice recorder".
Namun untuk sementara tim SAR baru menemukan kotak hitam pada operasi hari Selasa (15/5). "CVR yang ditemukan tersebut dalam kondisi rusak, namun kami berharap KNKT masih bisa melakukan penelitian terhadap CVR ini," kata Tatang.
Ia menambahkan, penelitian yang akan dilakukan oleh pihaknya minimal akan memakan waktu satu tahun.
CVR tersebut fungsinya merekam suara pembicaraan atau kegiatan dalam pesawat, seperti suara pilot dan co-pilot, penumpang, pramugari dan suara-suara lainnya berulang setiap dua jam sekali. "Kami akan mengambil rekaman suara 10 menit terakhir dan penelitian ini kami lakukan di laboratorium milik KNKT," katanya.
Badan SAR Nasional Rabu pagi di posko Pasir Pogor, Cipelang, Bogor, menyerahkan kotak hitam kepada KNKT. "Penemuan kotak hitam ini atas kerja sama seluruh tim, baik dari TNI, Polri, Basarnas dan Tim SAR Rusia. Serah terima kotak hitam kami lakukan langsung dengan KNKT," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo.