REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Negara-negara Arab mengirim lebih banyak persenjataan untuk oposisi Suriah yang dikoordinasikan oleh Amerika Serikat.
Laporan yang diberitakan The Washington Post, Rabu (16/5) itu, menyatakan oposisi yang memerangi Presiden Bashar Al-Assad sudah mulai menerima senjata secara signifikan dalam beberapa pekan ini.
Pemerintah Presiden Barack Obama membantah memasok atau memberi dana untuk senjata dan alat mematikan lainnya termasuk senjata anti tank. Sebaliknya, AS mengklaim telah memperluas kontak dengan kekuatan militer pemberontak bersenjata.
"AS telah meningkatkan bantuan, agar oposisi Suriah tetap bertahan dan mengkoordinasikan kerjasama dengan sekutu di wilayah ini dan sekitarnya," kata seorang pejabat AS.
AS juga akan meningkatkan bantuan tidak mematikan kepada oposisi Suriah seraya terus mengkoordinasikan upaya dengan sekutu. Jika benar, langkah pemerintah AS ini menandai pergeseran kebijakan Obama yang menolak dukungan terbuka untuk kelompok bersenjata yang memerangi Assad.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland, menegaskan kebijakan AS tidak berubah. "AS telah membuat keputusan untuk memberikan dukungan kepada masyarakat sipil berupa bantuan tidak mematikan," kata Nuland yang merujuk pada pengiriman medis dan peralatan komunikasi.
Nuland juga tidak secara spesifik menyatakan apakah AS mendesak sekutu untuk menghentikan pemberian senjata kepada pemberontak Suriah. "Berkenaan dengan pernyataan mengenai (bantuan) senjata yang mematikan, kami tidak terlibat dalam masalah itu," kata Nuland.
Sementara saat ini, persenjataan sedang ditimbun di Damaskus, di Idlib dekat perbatasan Turki dan di Zabadani di Perbatasan Lebanon.