REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT---Menteri Luar Negeri Lebanon Adnan Mansour menyatakan penolakannya kepada intervensi militer asing dalam urusan Lebanon, serta gangguan Lebanon dalam urusan Suriah.
Mansour mengatakan dalam satu wawancara radio bahwa Suriah merasa benci terhadap Lebanon yang berubah menjadi pusat penyelundupan senjata ke Suriah, namun ia meyakinkan bahwa "Lebanon mengerahkan upaya maksimal untuk mengendalikan perbatasan Lebanon-Suriah."
Mengenai bentrokan terbaru di kota pelabuhan utara Lebanon di Tripoli, Mansour mengatakan negaranya menolak setiap intervensi tentara asing di Lebanon.
Sebelumnya pada hari itu, laporan-laporan media mengatakan perwakilan tetap Suriah di PBB, Bashar Jaafari, mengirimkan surat kepada Sekjen PBB Ban Ki-Moon, mengatakan bahwa beberapa daerah Lebanon di dekat perbatasan Lebanon-Suriah "telah menjadi inkubator bagi elemen-elemen gerilyawan Al Qaida dan organisasi Ikhwanul Muslimin, yang merusak keamanan Suriah dan warganya."
Dalam suratnya, Jaafari menuduh bahwa "beberapa kantor amal masyarakat yang diawasi oleh kelompok-kelompok Salafi dan Gerakan Mustaqbal di wilayah perbatasan Lebanon telah berubah menjadi tempat untuk menerima dan menyimpan unsur-unsur gerilyawan Al Qaida dan organisasi Ikhwanul Muslimin."
Namun, Gerakan Mustaqbal membantah tuduhan itu, dan menjelaskan bahwa surat tersebut sebagai "tuduhan-tuduhan karangan" dalam satu pernyataan.