REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Produsen mobil, khususnya Toyota, mengalami kesulitan memenuhi permintaan tingginya armada taksi dari pelaku usaha jasa transportasi, sementara produk dari Thailand mulai tersendat.
"Hingga akhir tahun, diperkirakan permintaan armada taksi meningkat 50 persen atau 15.000 unit dibandingkan dengan kebutuhan tahun lalu sebesar 10.000 unit," kata CEO PT Astra International Tbk Toyota Sales Operations (Auto2000), Jodjana Jody, di Jakarta, Jumat (25/5).
Menurut dia, saat ini kalangan agen pemegang merek (APM) hanya bisa memasok 76 persen dari total permintaan dan 68,5 persen dari total kebutuhan pada 2011 dikuasai oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) dengan produk andalannya, Toyota Limo.
Menurut dia, pasokan Toyota Limo kepada sejumlah operator taksi seperti Blue Bird dan Express hingga akhir tahun sangat terbatas. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kemampuan pabrik Toyota di Thailand yang mulai kebanjiran pesanan pasca bencana banjir Oktober 2011.
"Saat ini Toyota Limo masih diimpor secara utuh (CBU) dari Thailand dan permintaan di pasar Thailand terus meningkat karena pemerintahnya memberikan subsidi untuk kendaraan berkapasitas mesin kecil," ujarnya.
Untuk permintaan Limo di Thailand mencapai 10.000 unit per bulan dengan tingkat antrean 4.000 unit per bulan. "Toyota Thailand masih memprioritaskan kebutuhan Limo bagi pasar dalam negerinya. Dikhawatirkan pada tahun ini kebutuhan taksi di Indonesia sulit dipenuhi," katanya.
Jodjana menambahkan Toyota akan meminta tambahan jatah Limo dari Thailand dengan melobi pabrikan agar bisa mendapatkan tambahan sekitar 4.000 unit menjadi 12.000 unit. "Negosiasi terus dijalankan dan Toyota Indonesia berharap pasokan Limo bisa ditambah," katanya.