REPUBLIKA.CO.ID, FALLUJAH---Ledakan bom pinggir jalan di Anbar, Irak, mencederai 19 warga Syiah Pakistan, kata polisi dan seorang dokter, dalam serangan kedua terhadap peziarah di provinsi yang berpenduduk Sunni itu dalam beberapa hari ini.
"Sebuah bus yang membawa peziarah Pakistan diserang bom pinggir jalan sekitar pukul 16.00 (pukul 20.00 WIB) di jalan raya menuju Baghdad" dari Fallujah, kata juru bicara kepolisian Anbar Letnan Kolonel Hassan Taher Kitab kepada AFP.
Serangan itu mencederai supir bus dan 18 penumpang, termasuk tiga anak yang kondisinya kritis, katanya.
Assem al-Hadithi, seorang dokter di Rumah Sakit Fallujah, mengkonfirmasi jumlah korban dan mengatakan, para peziarah itu akan mengunjungi tempat suci Syiah Al-Askari di Samarra, sebelah utara Baghdad.
Sebelumnya, ledakan bom pinggir jalan di dekat sebuah bis yang membawa peziarah Syiah Lebanon di sebelah barat Ramadi, ibu kota provinsi Anbar, juga menewaskan tiga orang dan mencederai sedikitnya 10 lain.
Irak merupakan lokasi sejumlah tempat suci Syiah, dimana ratusan ribu peziarah berdatangan setiap tahun. Peziarah seringkali menjadi sasaran serangan bom.
Kekerasan di Irak turun dari puncaknya pada 2006 dan 2007, namun serangan-serangan masih terus terjadi. Sebanyak 126 orang Irak tewas pada April, menurut data pemerintah.
Irak dilanda kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.
Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.
Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.
Para ulama Sunni memperingatkan bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan Irak dengan membawa spanduk yang mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.