REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama Angkasa Pura III, Tri S Sunoko, menyatakan akan mengupgrade infrastruktur Air Trafic Control (ATC). Peralatan ATC dinilai sudah ketinggalan zaman sehingga harus diperbaharui.
Upgrade ATC, dijelaskan Tri, perlu waktu lantaran pihaknya harus melakukan penelitian dahulu guna menyesuaikan spesifikasi sehingga cocok dengan peralatan yang ada. "Tapi sekarang sudah tender," ungkapnya, saat dihubungi, Selasa (29/5).
Tri mengaku kalau Air Traffic Controller di Bandara Soekarno Hatta, yang sudah digunakan sejak tahun 1997, belum mengalami upgrade. "Belum ada upgrade sampai sekarang," ujar Tri.
Tahun depan, ATC juga bakal punya gedung baru. Gedung tersebut dipersiapkan Kementerian Perhubungan. "Gedung selesai tahun depan kuartal ketiga," ucap Tri.
Dalam rapat dengar pendapat antara Komisi Perhubungan DPR dengan PT Trimarga dan Angkasa Pura, DPR mencecar Angkasa Pura tentang berbagai kemungkinan penyebab jatuhnya Sukhoi Superjet 100. Yang paling dipertanyakan adalah tentang proses navigasi, kelayakan peralatan ATC hingga kecukupan jumlah SDM pemantau ATC.
Anggota komisi juga sempat menanyakan kemungkinan radar bermasalah lantaran lamanya jeda waktu antara komunikasi terakhir hingga pesawat diketahui hilang. Namun Tri membantah hal tersebut. "Tidak ada hang," ujarnya.
Tri meyakinkan penerbangan di dalam negeri aman. "Jangan terlalu didramatisir. Penerbangan asing yang sangat memperhatikan safety mau masuk. Ini signal bahwa kita aman. Tapi kami setuju perlu ada peningkatan alat," kata dia.
Tri menilai kecelakaan Sukhoi Superjet 100 dikarenakan kesalahan multifaktor. "Kesalahan mungkin ada walaupun belum tentu ada pada kita," ujar dia.