REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Ketertarikan MU terhadap Kagawa dianggap merupakan salah satu strategi bisnis.
Bukan hanya berbicara soal kualitas pemain, Kagawa juga dianggap bisa meningkatkan popularitas MU di wilayah Asia. Sama halnya ketika MU mendatangkan Park Ji-Sung yang meningkatkan popularitas klub di Korea Selatan.
Namun Direktur Komersial MU, Richard Arnold, menyanggah anggapan yang ada.
“Kami bukan mendatangkan pemain untuk menjual kaos tim. Kami bergantung pada 25 pemain dan mereka merupakan bintang besar. Kami mempunyai 25 George Clooney (aktor Hollywood),” kata Arnold.
Menurutnya, masuknya satu pemain ke dalam tim, seperti Ji-Sung, tidak menjadi faktor untuk meningkatkan penghasilan di luar lapangan dan popularitas tim.
Mengambil contoh Ji-Sung, Arnold mengakui, jika mantan kapten timnas Korea Selatan itu pemain yang berkualitas. Ia kerap menjadi andalan Ferguson untuk mengisi lini tengah. Namun itu, ia katakan, tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap kesuksesan MU di wilayah Asia.
“Itu tidak bergantung pada satu pemain atau seorang figur,” katanya.
Kehadiran seorang pemain dalam tim bisa saja ikut mendongkrak penghasilan klub. Contohnya David Beckham yang begitu populer di Manchester United. Ia kemudian menjadi sosok emas di era Los Galacticos dan mendongkrak penjualan kaos dan pernak-pernik Real Madrid.
Bahkan ketenarannya masih menyedot perhatian ketika ia bermain di Los Angeles Galaxy. Namun Arnold memandangnya berbeda.
“Ji sangat terkenal di Korea, seperti Javier Hernandez yang sangat ternama di Meksiko, tapi Paul Scholes mempunyai karakter tersendiri di Cina,” ujarnya.