REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan memanggil diplomat senior Amerika Serikat (AS), kemarin, dan mengajukan protes atas serangan-serangan pesawat tak berawak di daerah suku baratlaut di negara itu yang dicap melanggar hukum. Hal itu disampaikan kementerian luar negeri Pakistan yang pernyataannya dilansir AFP.
Richard Hoagland, kuasa usaha Amerika Serikat, dipanggil ke kementerian luar negeri dan secara resmi disampaikan protes tersebut. "Hoagland diberitahu bahwa serangan pesawat tak berawak adalah "melanggar hukum, terhadap hukum internasional dan pelanggaran kedaulatan Pakistan," kata pernyataan tersebut.
Pakistan telah berulang kali mengekritik serangan pesawat tak berawak dan menyebut tindakan mereka kontra-produktif. "Parlemen telah tegas menyatakan bahwa mereka (serangan-serangan semacam itu) tidak dapat diterima. Serangan pesawat tanpa awak jelas mewakili garis-merah bagi Pakistan."
Seorang tokoh senior Al-Qaidah disebutkan menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak AS di daerah suku Pakistan. Menurut laporan itu, para pejabat tetap bungkam mengenai apakah tokoh itu termasuk di antara 15 orang yang tewas dalam serangan Sehari sebelumnya.
Abu Yahya al-Libi, digambarkan oleh para pejabat Amerika sebagai orang kedua dalam komando Al-Qaidah, tetapi oleh para ahli keamanan lainnya dianggap sebagai salah satu dari lima anggota jaringan tersebut. Dia adalah warga Libya yang kepalanya dihargai satu juta dolar AS.
Hubungan-hubungan Pakistan-Amerika Serikat mengalami kemerosotan tajam tahun lalu ketika seorang kontraktor CIA menembak mati dua warga Pakistan. Selain itu, AS juga melakukan penyerangan ke wilayah Pakistan yang menewaskan pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin. Lalu, terjadi serangan serupa pada November yang menewaskan 24 tentara Pakistan.