REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Kesehatan Mantan Presiden Mesir Husni Mubarak semakin memburuk hingga memasuki kondisi kritis. Ia tak sadarkan diri, bahkan sempat beredar rumor mengenai kematiannya.
Mubarak dikirim ke Penjara Tora pada 2 Juni lalu, untuk menjalani hukuman penjara seumur hidup. Sejak saat itu kondisi kesehatan Mubarak turun drastis. Menurut laporan media Mesir, banyak rumor beredar mengenai kematiannya.
Pihak berwenang akhirnya memberikan izin khusus pada istrinya Suzanne Mubarak dan dua menantunya untuk mengunjungi Mubarak di Penjara Tora Ahad (10/6) lalu. Sejak kunjungan tersebut dilaporkan, kondisi detak jantung Mubarak terus tak teratur. Ia bahkan memerlukan alat bantu pernapasan.
Menurut sumber pejabat setempat, mantan presiden bahkan hanya mampu menerima cairan dan yogurt ke dalam tubuhnya. Ia juga hanya bisa berbicara melalui isyarat.
Sumber dari penjara mengatakan, kesehatan Mubarak semakin memburuk sejak kunjungan pertama istri dan kedua anaknya Alaa dan Gamanl. Saat itu Suzanne dilaporkan tersedu-sedu melihat sang suami dengan pakaian penjara.
Sejak hari pertama hukumannya, membuat Mubarak menderita depresi berat. Hal tersebut bahkan mendorongnya berhenti makan. Suzanne sempat ditolak masuk, saat ia ingin mengunjungi Mubarak. Alasannya otoritas membatasi kunjungan keluarga, satu kali dalam sebulan.
Kala itu Suzanne mengecam sipir penjara yang tak mengizinkan suaminya, mendapat pengobatan dari luar penjara. " Anda akan bertanggung jawab atas kematiannya" ujar Suzanne seperti dikutip harian al-Masry al-Youm.
Semakin menurunnya kondisi Mubarak, mendorong staf penjara mendatangkan tim medis dari kementerian dalam negeri. Mubarak kemudian diberi obat penenang dan terus dalam pengawasan tim medis.
Laporan media lain mengatakan, menurut pengacara Mubarak Farid al-Deeb, Mubarak akan segera dipindahkan. Ia akan kembali ditransfer ke fasilitas militer di Maadi, pinggir Kairo.