REPUBLIKA.CO.ID, Program perdamaian lewat musik tradisional dimulai awal Januari 2010 dengan memilih tiga desa adat.
Desa Amahusu (penduduknya Kristen asli Maluku), Desa Tial (Penduduk khusus Islam asli Maluku), dan Batu Merah desa adat Islam yang sudah bercampur dengan Jawa, Bugis, dan Buton.
Seminggu tiga kali, sekitar 70 anak-anak usia SD hingga SMA bergantian mengunjungi ketiga desa tersebut. Yang pria ia ajarkan bermain musik, sedangkan yang perempuannya menari.
Perempuan Kristen mengenakan baju tradisional Cele dengan rambut dikonde, sedangkan yang Muslim mengenakan jilbab.
Tidak hanya musik, kaum belia Ambon ini menginap di suatu tempat. Mereka diberikan pengertian mengenai perdamaian, hak-hak mereka sebagai anak, mengapa perdamaian itu penting, dan lainnya.
“Di tempat ini anak-anak Islam dan Kristen tidur, makan bersama sehingga mereka merasa sebagai saudara,” kata Bila
Awalnya, lanjut Bila, mempertemukan anak-anak korban konflik Ambon ini sangat sulit. Kecurigaan mereka sangat tinggi. Dengan yang berbeda agama, enggan berteman. Walau demikian, Bila pantang berputus asa.
Ia yakin pengertian dan ketulusan hati yang membuat anak-anak ini bisa bersatu. Dan, orang tua pun akhirnya mencair melihat misi mulia ini. “Alhamdulillah, anak-anak itu bisa bersatu. Mereka bisa tertawa bersama, saling kirim SMS, aktif di jejaring sosial, walau mereka tinggal di desa yang berjauhan,” ungkap Bila lega.
Permainan musik tradisional anak-anak Ambon lintas agama ini dipentaskan di 10 titik rawan konflik. Mereka juga tampil pada acara-acara yang digelar Pemda untuk membuktikan Ambon sudah aman.
Misi ke depan, pasca lulus kuliah dari Inggris, Bila akan kembali ke kampung halaman. Selama kuliah di Belanda dan Inggris, ia mengambil jurusan resolusi konflik, HAM, dan musik sebagai alat perdamaian.
Ia ingin mempraktikkan apa yang diperolehnya di bangku kuliah untuk kemajuan dan kedamaian Ambon. “Karena saya ingin generasi penerus di Ambon bisa bersatu kembali,” harap Bila penuh optimisme.
BIODATA
Nama : Nabilla Sabban
Lahir : Ambon, 14 September 1987
Pendidikan:
* Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2005)
* University of Utrecht, Belanda
* Universitas Leiden Belanda
* Unversity of Bradford, Inggris (sekarang)
Aktivitas:
* Aktivis perdamaian dan HAM di Ambon Maluku