REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR---Bali resmi memiliki stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) keliling berupa mobil tangki berkapasitas 5.000 liter yang dilengkapi meter arus dan pompa produk.
"Mobil tangki ini sekaligus menjadi agen bahan bakar minyak (BBM) eceran yang fungsinya sepertinya SPBU, namun dapat bergerak dan hanya menjual BBM nonsubsidi jenis solar," kata Fuel Industry and Marine Region III Manager Pertamina Arief Prianto saat peluncuran "SPBU" keliling itu.
Mobil tangki itu, lanjut dia, khusus menjual solar nonsubsidi untuk berbagai kebutuhan seperti genset di perhotelan, perkantoran, usaha kecil, perkebunan, hingga pertambangan.
"Kami harapkan dengan adanya pelayanan secara 'mobile' dapat mempermudah masyarakat dan industri untuk memenuhi kebutuhan BBM nonsubsidi. Selama ini, kalangan industri telah membeli BBM nonsubsidi yang disimpan pada tangki di lokasi industrinya, hanya saja terkadang ada kendaraan industri yang tidak bisa datang ke lokasi tangki BBM," ucapnya.
Ia menambahkan, SPBU keliling tidak hanya melayani industri besar, nantinya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang memerlukan solar nonsubsidi dengan volume kecil, di bawah 1.000 liter. "Peluncuran ini sekaligus untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi BBM nonsubsidi di Bali dalam beberapa bulan terakhir," ujarnya.
Arief Prianto menyampaikan, dalam tiga bulan terakhir, konsumsi BBM nonsubsidi di Bali yang umumnya hanya 800 ribu liter meningkat menjadi 2 juta liter.
"Kami melihat bahwa pertumbuhan di Bali cukup besar dan masyarakat cukup peduli dalam menyikapi peraturan pemerintah mengenai pembatasan BBM subsidi, sehingga kami pun menyiapkan beberapa agen 'mobile' untuk meningkatkan pelayanan," ujarnya.
Pertamina menargetkan 11 armada agen BBM eceran untuk melayani masyarakat wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Untuk tahap pertama, di Pulau Dewata akan dioperasikan satu armada milik agen BBM Pertamina PT Putra Sanjiwani.
Sedangkan secara nasional, saat ini Pertamina telah mengoperasikan 65 SPBU keliling di seluruh Indonesia. Sampai dengan akhir tahun diperkirakan sekitar 200 armada sejenis dapat beroperasi di seluruh Nusantara.
Ikuti Whatsapp Channel Republika