REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia (UI) Said Agil Siradj berharap pemilihan Rektor UI bersih dari pengaruh partai politik.
"Kami ingin pemilihan rektor bersih dari politik," kata Said Agil, di kampus UI Depok, Senin (18/6).
Untuk mendukung pemilihan rektor bersih dari politik, pihaknya menetapkan syarat calon rektor tidak pernah menjabat sebagai pengurus partai politik.
Ia mengatakan, pendaftaran calon rektor dibuka pada 20 Juni hingga 30 Juni 2012 dan terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia yang memenuhi syarat.
"Setelah pendaftaran kami melakukan seleksi untuk menentukan calon rektor, selanjutnya ditentukan lima orang, kemudian tiga orang setelah itu menentukan rektor terpilih," ujar Said yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.
Menurut dia, jika salah satu calon mendapatkan suara lebih dari 50 persen maka ia akan langsung menjadi rektor terpilih.
Dikatakannya, Rektor UI harus sudah terpilih pada 7 Agustus 2012 atau seminggu sebelum masa jabatan rektor yang lama berakhir. "Pada 7 Agustus sudah ada rektor terpilih UI," jelasnya.
Ia mengemukakan, syarat calon rektor UI ini lebih ketat dibandingkan dengan pemilihan calon presiden (Capres).
Syarat itu antara lain lulusan Doktor (S3) dari perguruan tinggi yang telah terakreditasi, berbadan sehat yang dinyatakan surat keterangan dari empat rumah sakit yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Persahabatan, Rumah Sakit Fatmawati, dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
Selain itu juga bersedia mundur jika dinilai tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Rektor UI dipilih oleh 21 anggota MWA. Mereka terdiri dari suara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), sebelas orang dari fakultas, satu perwakilan karyawan, dan satu mahasiswa.
Selain itu ada enam anggota MWA yang merupakan perwakilan masyarakat. Untuk suara menteri memiliki porsi suara terbesar yakni 35 persen suara.