Selasa 19 Jun 2012 07:03 WIB

Wuihh... Di Palestina Juga Ada Pawang Ular

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang warga Palestina bernama Jamal El Amwasi yang memiliki bakat berurusan dengan ular, baik berbisa maupun tidak, di Tepi Barat mendirikan "saluran telepon khusus Darurat Ular". Saluran itu ditujukan untuk membantu warga menghindari kehidupan hewan liar yang berbahaya.

Jamal pada awal usia 30-an bekerja sebagai salah satu aparat keamanan Otoritas Nasional Palestina (PNA) dan siapa pun di Tepi Barat --terutama kawasan Ramallah-- bisa menghubunginya melalui saluran telepon khusus jika menemukan ular tanpa pandang jenis dan ukurannya.

Sang pemburu tidak membunuh ular tangkapannya ketika warga meminta bantuan, melainkan mengambil ular itu untuk dikoleksi. Dia telah memburu lebih dari 100 ragam jenis ular baik yang berbisa maupun tidak.

Petugas keamanan bahkan menghibahkan lahan yang dekat dengan rumah 'pawang ular' itu untuk meletakan ular-ular yang ditaruh di dalam rumah kaca dan memberinya makan dengan ayam dan kelinci.

"Saya tidak takut ular, tidak peduli besar atau kecil," kata Jamal kepada Kantor Berita Xinhua sewaktu dia membuka salah satu rumah kaca untuk menunjukkan beberapa ular besar. Dia menyatakan niatnya untuk membuat lingkungan yang sesuai "agar membuat ular tidak merasa jauh dari rumahnya".

"Ular hidup di suhu tertentu dan membutuhkan keadaan ruang hidup yang sesuai. Mereka juga butuh makanan khusus dan air," jelas Jamal yang menambahkan beberapa ular butuh diberi makan setiap hari dan lainnya ada yang mingguan.

Ketika dia ditanya tanggapan keluarga terhadap ular peliharaannya dan bagaimana bahayanya bagi anak-anaknya, dia menjawab "saya selalu meminta keluarga untuk tetap menjauhi ular-ular berbisa karena mereka sangat berbahaya dan beberapa ular bisa langsung menewaskan korbannya dengan satu gigitan saja".

Anak perempuannya menyukai

Anak perempuan Jamal, Natal yang berusia enam tahun mengatakan bahwa dia menyukai ular dan senang bermain dengan hewan melata itu dengan memegang ular tanpa bisa dan mengalungkannya ke leher. "Saya selalu memerhatikan ayah ketika dia berurusan dengan ular dan reptil. Ketika saya dewasa nanti, saya ingin belajar tentang ilmu reptil," kata Natal.

Jamal mengumumkan nomor kontaknya serta sejumlah video klip tentang bagaimana menangani ular jika terjadi secara darurat. "Saya juga membuat grup khusus di situs Facebook dan semua orang bisa dengan mudah menghubungi saya," jelas dia.

Dia mengatakan mendapat pengetahuan tentang ular sejak dia masih kecil. Dengan pengalamannya yang cemerlang, dia juga menjadi petunjuk bagi sejumlah dokter untuk memberi tahu jenis vaksin yang bisa digunakan dalam menangani gigitan ular.

Pawang ular asal Palestina itu juga mengenalkan ular jarang ada di wilayah Palestina kepada warga lokal. "Terdapat jenis ular sangat kecil yang sangat berbahaya karena gigitannya penuh dengan bisa dan dapat menewaskan korban dengan cepat di kota Jericho di Tepi Barat," kata dia.

Selain ular, Jamal juga tertarik dengan laba-laba besar beracun dan juga kalajengking. Namun Direktur Asosiasi Margasatwa, Emad Al Atrash, saat wawancara dengan Xinhua memperingatkan bahwa memiliki ular di rumah tidak dibenarkan "akibat adanya risiko karena ular ukuran besar bisa menelan apa pun yang ditemukannya".

"Ular bagus untuk alam, hewan itu bisa membersihkan hewan pengerat dan tikus, sama seperti reptil dan serangga berbahaya lain. Namun dengan berburu dan memelihara sejumlah hewan itu di dalam rumah akan merusak alam dan terlalu berbahaya bagi kehidupan manusia." kata Emad.

Kendati demikian, Direktur Departemen Kehewanan PNA Izzedin Abu Arqoob mengatakan keahlian Jamal "sangat penting dan bisa dikembangkan". Dia menambahkan keahlian Jamal mengenal seluruh jenis ular dan racunnya bisa membantu memperpanjang umur warga yan ada di lapangan.

sumber : Antara/Xinhua
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement