REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pusat Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tuti Alawiyah mengaku sangat kecewa dengan adanya rencana Kementerian Kesehatan membagi-bagikan kondom kepada remaja atau kelompok seks berisiko menularkan penyakit atau berisiko memicu kehamilan yang tidak direncanakan.
"Saya sangat kecewa. Menurut saya itu rencana yang tidak akan didukung oleh agama mana pun karena bisa menimbulkan penafsiran mendorong seks di luar nikah," kata Tuti Alawiyah yang juga mantan Menteri Negara Urusan Peningkatan Peran Wanita.
Tuty Alawiyah menjelaskan, cara yang lebih efektif yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk memberantas HIV/AIDS adalah dengan menyosialisasikan bahaya penyakit tersebut kepada seluruh masyarakat pada umumnya dan para remaja pada khususnya dan bukannya dengan membagi-bagikan kondom.
"Jauhkan penyakit tersebut dengan cara preventif dengan meningkatkan moral bangsa dan karakter generasi muda bukan dengan cara membagikan kondom," katanya.
Dia juga menjelaskan, guru, pemerintah, media massa dan semua pihak harus ikut memerangi penyakit tersebut dengan melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS juga meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan reproduksi.
"Banyak cara yang bisa digunakan untuk mencegah dan memberantas HIV, cara yang lebih positif dan tidak kebarat-baratan. Yang penting bukan dengan cara membagikan kondom," katanya.
Dia juga menambahkan, pada saat ini arus globalisasi tengah gencar memasuki kehidupan bangsa dan mengancam karakter generasi muda.
"Globalisasi bisa berdampak positif dan negatif, tapi masyarakat jangan lengah dan harus bisa menyaringnya sehingga arus globalisasi tidak menimbulkan dampak negatif," katanya.
Dia menyebutkan jejaring sosial, sinetron, internet dan masih banyak lagi hal lainnya bisa menjadi media untuk "mempertontonkan" mengenai konten dewasa.
Hal itu bisa mengakibatkan para remaja ingin mencoba seks bebas dan akhirnya menimbulkan dampak yang panjang. "Jadi yang paling penting adalah memperkuat moral dan karakter bangsa, bukannya dengan membagikan kondom," katanya tegas.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan dokter Nafsiah Mboi mengungkapkan bahwa pihaknya akan kembali mengampanyekan penggunaan kondom pada kelompok seks berisiko untuk menurunkan angka HIV/AIDS di Indonesia yang kasusnya masih relatif sangat tinggi.
Nafsiah menjelaskan yang dimaksud dengan seks berisiko adalah setiap hubungan seks yang berisiko menularkan penyakit dan atau berisiko memicu kehamilan yang tidak direncanakan.
Kampanye ini menjadi penting mengingat masih banyak kasus kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada anak-anak remaja