Selasa 26 Jun 2012 17:24 WIB

Ombak Tinggi, Pelabuhan Gilimanuk Buka-Tutup

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Dewi Mardiani
Suasana di pelabuhan penyeberangan Gilimanuk, Bali.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Suasana di pelabuhan penyeberangan Gilimanuk, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Angin kencang yang berhembus sejak dua hari terakhir, membuat ombak di selat Bali mencapai ketinggian di atas dua meter. Karena hal itulah, kata Kepala Cabang PT Indonesia Ferry Pelabuhan Gilimanuk, Wahyudi Siswanto, pihaknya menghentikan sementara penyeberangan yang menghubungkan Bali dengan Pulau Jawa itu.

"Penyeberangan ditutup sementara pada Senin (25/6) malam sekitar empat jam, dan pada Selasa (26/6) pukul 04.00 wita sudah beroperasi lagi," kata Wahyudi, Selasa.

Dikatakannya, karena ada perintah Syahbandar untuk menghentikan penyeberangan, maka kapal-kapal yang dioperasikan di pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk pun tak menjalankan tugasnya. Konsekwensinya tambah Wahyudi, terjadi antrean panjang kendaraan yang akan menyeberang. Namun, pada Selasa siang, sekitar 11.00 Wita, seluruh kendaraan sudah diseberangkan. "Jadi tidak ada antrean lagi," katanya.

Ketapang-Gilimanuk setiap harinya diseberangi sekitar 2.700 kendaraan besar dan kecil. Sejak musim liburan anak-anak sekolah, jumlah kendaraan yang menyeberang mencapai 3.000 kendaraan per hari. Ada 30 kapal yang siap melayani penyeberangan di selat itu, namun empat unit merupakan kapal cadangan, yang sewaktu-waktu siap dioperasikan. Kapal yang beroperasi 15 unit kapal di dermaga roll on--roll off (ro-ro), 11 unit di dermaga alam atau dermaga ponton.

Dibubungi terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Wayan Suardana, mengatakan angin kencang akan berhembus hingga dua-tiga hari ke depan. Menurut Suardana, selama itu pula tidak bisa diprediksikan kondisi cuacanya. "Tapi kalau ketinggian ombak mencapai diatas dua meter, itu sudah berbahaya, jadi harus diwaspadai," kata Suardana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement