Rabu 27 Jun 2012 21:38 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Umair bin Wahab, Jagoan Quraisy Pembela Islam (3)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Keterangan Nabi sedikit pun tidak berselisih dari apa yang diperbincangkan oleh Umair kepada Shafwan pada waktu itu.

Umair lalu bertanya, “Ya Muhammad, Mengapa engkau tahu begitu jelas? Padahal waktu itu tidak ada seorang pun yang tahu.”

“Tentu saja aku tahu, karena ada yang memberitahukan kepadaku. Dan betulkan semua yang kukatakan itu!”

Saat itu, benih kebencian yang semula ada berubah menjadi kagum terhadap sosok Muhammad SAW. Dan seketika itu juga Umair mengucapkan dua kalimat syahadat. “Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tuan itu Pesuruh Allah. Sungguh aku dulu mendustakan engkau Muhammad, dengan segala apa yang telah engkau datangkan dari langit dan segala apa yang diturunkan atas engkau.”

“Perkara yang engkau katakan tadi, sungguh ketika aku bercakap-cakap dengan Shafwan, tidak ada seorang pun yang tahu, melainkan aku sendiri dan Shafwan. Sesungguhnya demi Allah, aku sekarang mengerti dan sangat percaya, bahwa segala apa yang datang kepadamu itu tidak lain dan tidak bukan, melainkan dari Allah sendiri.”

Membela agama Allah

Selanjutnya, Umair meminta izin kepada Nabi hendak pulang bersama anaknya (yang telah dibebaskan oleh Rasulullah). “Ya Rasulullah,” ujarnya. “Dulu aku seorang pembela bagi pemadam cahaya Allah yang sangat menyakitkan kepada orang-orang yang mengikuti agama Allah dan amat menyakitkan kepada tuan yang nyata-nyata pesuruh Allah.”

“Oleh sebab itu, aku hendak pulang ke Makkah, dan sengaja memohon izin kepada tuan. Di Makkah akan kusampaikan kepada kawan-kawan Quraisy supaya mereka ikut kepada utusan Allah dan Rasul-Nya. Supaya mereka memeluk Islam. Mudah-mudahan saja mereka mendapat petunjuk dari Allah. Dan jika tidak suka mengikuti, aku akan menyakiti mereka sebagaimana aku dulu menyakiti sahabat-sahabat Tuan.”

Darah syuhada telah mengalir ke dalam setiap sel tubuh Umair. Dengan semangat kepahlawanan, ia berusaha ingin menutupi segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya di masa jahiliyah kemarin.

Umar bin Khathab pun berubah menjadi sangat cinta kepadanya. “Demi Allah yang diriku di tangan-Nya. Sesungguhnya aku lebih suka melihat babi daripada si Umair sewaktu mula-mula muncul di hadapan kita. Tapi sekarang aku lebih suka kepadanya daripada sebagian anakkku sendiri.”

Sementara itu, berita keislaman Umair sudah mulai ramai dibicarakan. Setiap rombongan yang datang dari Madinah, tidak ada kata yang terlewat, selain membicarakan kepindahan Umair ke agama Muhammad SAW. Bumi terasa berputar bagi Shafwan.

Peristiwa yang diharap-harapkannya akan dapat menggembirakan kaumnya dan melupakan kejadian Perang Badar dengan meninggalnya Muhammad, kenyataan yang datang bagai petir menyambar.

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement