REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD - Kepala Militer Pakistan, Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, meminta komandan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO, menghentikan serangan di pos perbatasan Pakistan, Rabu (27/6). Kayani bertemu Komandan NATO, Jenderal John Allen di markas tentara Pakistan di Rawalpindi saat hubungan antara kedua negara semakin menegang.
Pembicaraan diantara AS dan Pakistan mengenai pembukaan kembali jalur pasokan bagi pasukan NATO di Afghanistan, gagal. Padahal, beberapa putaran pembicaraan telah dilakukan. Jalur pasokan ditutup Pakistan setelah 24 tentaranya diserang NATO melalui udara.
"Kepala militer menarik perhatian pasukan NATO terhadap meningkatnya serangan penjahat ke wilayah tersebut dan meminta tindakan,"kata sumber militer kepada Xinhua. Sumber tersebut tidak memberi detail lebih lanjut. Sementara militer dan kedutaan besar AS belum mengeluarkan pernyataan resmi sejauh ini.
Sebelum kunjungan Jenderal Allen, militer AS, menyebutkan interksi akan difokuskan pada kemajuan dalam pelaksanaan koordinasi di perbatasan. Sebelum kunjungannya, Allen menyalahkan Jaringan Haqqani yang berbasis di wilayah suku Waziristan utara dan secara teratur mengirimkan pejuangnya di perbatasan untuk menyerang pasukan asing dan Afghanistan.
AS sebelumnya mengatakan hilang kesabaran atas tindakan Pakistan yang tidak mau bekerja sama memerangi terorisme dan membuka jalur pasokan NATO. AS menyatakan, telah lama mendorong Pakistan berbuat lebih banyak dalam menumpas para milisi dan teroris. AS juga telah memberi bantuan miliaran dolar untuk memerangi militan. Tapi, hubungan memburuk sejak AS melakukan serangan sepihak ke Pakistan untuk membunuh Usamah bin Ladin.
NATO akan memulai penarikan pasukan dan peralatan perang dari Afganistan akhir tahun ini. Namun, dijadwalkan berakhir secara keseluruhan pada akhir 2014. AS akan menarik 23 ribu dari 130.000 tentaranya dari Afghanistan pada akhir 2012. Perancis yang juga mitra NATO akan menarik 4000 tentaranya dari negara itu.