REPUBLIKA.CO.ID, Setiap orang punya mimpi dalam hidupnya dan berusaha mewujudkannya. Namun, tak selamanya mimpi tersebut bisa terwujud.
Banyak hal yang menjadi penyebabnya. Tapi, jika Allah berkehendak, tidak ada yang menghalangi terealisasinya sebuah mimpi.
Mimpi pula yang akhirnya membawa Oki Setiana Dewi, artis yang membintangi film “Ketika Cinta Bertasbih”, ke Tanah Suci yang begitu didambakannya. Begitu banyak pengalaman spiritual yang didapatkannya selama di Makkah.
Namun, tak semudah itu mimpinya terwujud. Banyak kendala dan tantangan yang dihadapinya hingga akhirnya bisa menjejakkan kakinya di kota penuh cahaya tersebut.
Dalam buku ini, Oki menuliskan pengalamannya tentang upaya mewujudkan mimpi pergi ke Tanah Suci dan beragam tantangan yang dihadapinya. Tahun 2012 dipilihnya menjadi momentum yang tepat untuk belajar di Kota Suci Makkah. Sebab, awal tahun ini juga bertepatan dengan break shooting sehingga memungkinkannya untuk meninggalkan Tanah Air.
“Ya, aku bersyukur menjadi aktris ‘musiman’ yang hanya ‘laku’ pada Ramadhan. Dengan begitu, aku memiliki banyak waktu luang untuk mengerjakan hal-hal lain. Selain itu, aku juga belum menyandang gelar permaisuri alias istri sehingga punya lebih banyak waktu untuk terus mengisi diriku dan terus belajar,” celotehnya.
Lalu mengapa memilih Makkah? Di sana Oki meyakini akan mendapatkan aksen bahasa Arab yang benar, langsung dari para penutur asli dan masyarakat sekitar. Mengapa tidak negara Arab lainnya? Selain Makkah adalah Tanah Suci yang begitu banyak merekam sejarah Rasulullah dan para sahabatnya, tentu saja karena di sana ada Baitullah, tempat Ka’bah berdiri. Pusat bumi, tempat yang paling bersinar bahkan jika dilihat dari bulan yang jaraknya jutaan tahun cahaya.
Bagi penulis, berada di Baitullah seperti hendak berjalan menuju surga, melihat Ka’bah yang kokoh, memancarkan keagungan dan keteguhan sampai ke langit. “Baitullah yang selalu kurindukan, yang di dekatnya aku dapat merasakan kasih sayang Allah begitu kuat merengkuhku dalam kedekatan yang begitu dekat dengan Zat yang Mahasempurna,” tulisnya.
Namun tak semudah itu mimpi tersebut terwujud. Banyak kendala dan rintangan yang harus dihadapi, antara lain soal visa. Pada saat rencana keberangkatan, Pemerintah Arab Saudi belum membuka musim umrah. Yang lain, karena masih gadis maka kalau hendak pergi ke Tanah Suci harus didampingi mahram (orang yang haram dinikahi selamanya dengan sebab nasab, persusuan, dan pernikahan). Ini membawa konsekuensi pada biaya, karena selain dengan mahram, sang ibu juga ikut mendampingi.
Belum berhenti di situ, kendala lain masih menghadang yaitu tiket, karena pesawat ke Arab Saudi penuh. Ada alternatif lain, transit dulu di Doha, Qatar, lalu dilanjutkan ke Jeddah. Ini membawa konsekuensi membengkaknya biaya. Namun dengan izin Allah, kendala tersebut bisa diatasi sehingga akhirnya penulis bisa menginjakkan kakinya di Tanah Suci. Keinginan untuk menimba ilmu di Ummul Qura University akhirnya terwujud.
Banyak pengalaman spiritual dan kisah menarik yang penulis sajikan dalam buku ini. Karena itu, buku ini menjadi menarik untuk dibaca.
Judul : Cahaya di Atas Cahaya
Penulis : Oki Setiana Dewi
Penerbit : Mizan
Cetakan : I, Juni 2012
Halaman : 344