REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Kabar baik bagi pesepakbola Muslimah. Komite medis FIFA akhirnya mengubah pendapat mereka yang sebelumnya berkeras mengatakan seragam dan jilbab yang dikenakan pesepakbola muslimah membuat si pemain rentan cedera. Dengan demikian, selangkah lagi, harapan Muslimah untuk bermain sepakbola terbuka lebar.
"Masalah jilbab dan seragam murni medis. Saya tidak menemukan lagi masalah, sebab tidak ada resiko," kata Kepala Komite Medis FIFA, Michael D'Hooghe, seperti dikutip onislam.net, Senin (2/7).
Ia juga memastikan tidak ada muatan tertentu terkait pendapat komite medis terkait masalah seragam dan jilbab pesepakbola muslimah. "Saya hanya diminta untuk memberikan pendapat medis. Jadi, apa yang saya katakan adalah murni medis," kata dia.
Mei lalu, D'Hooge mengatakan tidak merekomendasikan seragam khusus pesepakbola muslimah karena membuat pemain rentan cedera. Selanjutnya, ia meminta FIFA untuk membahas secara khusus terkait masalah tersebut.
"Ketika perempuan berlari dengan cepat, lalu berbenturan dengan pemain lain maka yang terjadi adalah cedera serius pada kepala," ungkapnya.
Ia mengatakan desain seragam khusus pesepakbola muslimah memang lebih aman tetapi masih terdapat sisi lemah yang harus segera diperbaiki.
"Jika besok, kami menerima contoh lain, kami akan tes. Kita harus meminimalisir resiko pada leher dan kepala," kata dia.