REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan, EE Mangindaan menilai antrean yang terjadi di pelabuhan Merak satu pekan belakangan tak hanya disebabkan penumpukan kendaraan. Menurutnya, hal tersebut lebih dikarenakan manajemen di pelabuhan yang berantakan.
"Ada potensi manajemen yang salah. Saya sudah tukar kepala cabangnya, PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Pelabuhan Merak juga sudah saya tegur," katanya saat ditemui di Istana Negara, Senin (9/7).
Ia mengancam jika tak ada perubahan dan perbaikan dalam mengelola jalur di sekitar pelabuhan, dirinya akan mengadu ke Kementerian BUMN untuk bisa ditindaklanjuti secara tegas. Ketidakbecusan tersebut, lanjut Mangindaan, dapat dilihat adanya penyerobotan antrean.
Dicontohkannya, ada antrean lebih dari 10 truk yang bisa mendahului truk-truk yang sudah tertahan di jalan dua sampai tiga hari lalu. Bahkan truk yang mendahului itu dikawal polisi. "Pasti ada permainan. Saya sudah minta usut hal seperti itu," katanya menegaskan.
Sementara kemacetan yang mengular di pelabuhan Merak dinilai sudah mulai berkurang dan akan selesai pada beberapa hari ke depan. Hal ini tak lain karena adanya tambahan armada kapal untuk mengangkut truk-truk ke Sumatera. "Sudah ditangani. Besok akan masuk menjadi 24 kapal. Antrean akan selesai dalam 1-2 hari ini," ungkapnya.
Ia menjelaskan pada akhir pekan lalu sudah sekitar 18 kapal yang masuk dalam dermaga. Saat ini, total armada yang dikerahkan mencapai 27 kapal. Dengan tambahan armada itu, kemacetan bisa terurai dan hanya tinggal menyisakan beberapa kilometer saja.
Selain banyaknya kapal yang dioperasikan, volume kendaraan sejak Ahad malam hingga Senin siang relatif menurun. Namun begitu, pintu Tol Merak masih ditutup. Kendaraan pribadi, bus, dan truk pengangkut kobutuhan pokok (sembako) diminta keluar melalui pintu Tol Cilegon Barat dan meneruskan perjalanan melalui jalan arteri menuju Pelabuhan Merak.