Jumat 13 Jul 2012 16:51 WIB

KPK Tangkap Kepala Pelayanan Pajak Bogor

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Dewi Mardiani
Gedung KPK
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Gedung KPK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (13/7), kembali melakukan operasi tangkap tangan. Tiga orang diamankan pada operasi tangkap tangan yang diduga terkait suap pajak tersebut.

Menurut Wakil Ketua KPK, Bambang Widjajanto, peristiwa terjadi pada pukul 10.25 WIB di kawasan perumahan Legenda Cibubur, Jakarta Timur.

Penangkapan berkaitan dengan suap pajak yang penerimanya adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor yang berinisial AS.

"AS diduga menerima pemberian dari orang suruhan PT GEA berinisial E dan seorang sopirnya," kata Bambang kepada wartawan di Pandeglang, Banten, Jumat (13/7) sore.

Menurut Bambang, pada saat penangkapan, AS melarikan diri dari kejaran petugas KPK dengan kendaraanya. Hingga akhirnya, petugas kemudian menangkap AS di perumahan Legenda Cibubur. Nilai suapnya sendiri, lanjut Bambang, mencapai Rp 300 juta. Saat ini, uang itu telah dijadikan alat bukti.

Bambang mengatakan, saat ini tim melakukan kajian oleh siapa proses ini akan ditangani. Bisa dari KPK atau dilimpahkan ke kejaksaan. "Kalau kasus ini tidak dikualifikasi tidak sebagai penyelenggara negara maka kami serahkan ke Kejaksaan Agung. Tapi kami punya kecenderungan menyerahkan kasus ini ke Kejaksaan Agung."

Sebelumnya, KPK menangkap Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Sidoarjo Selatan Jawa Timur, Tommy Hindratno, bersama seorang pengusaha bernama James Ginarjo. James disebut-sebut sebagai perwakilan perusahaan investasi, PT Bhakti Investama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement