REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Serang melarang wisatawan yang menikmati libur akhir pekan berenang di laut Pantai Selatan Lebak, Banten, karena gelombangnya setinggi 2,5 meter.
"Kami mengimbau wisatawan tidak berenang di sekitar Pantai Selatan Lebak, karena khawatir tersapu gelombang tinggi setelah ditemukan tiga mayat pelajar warga Bandung di Pantai Sawarna," kata Koordinator Unit Analis Cuaca BMKG Stasiun Serang Halim Perdanakusumah saat dihubungi di Lebak, Sabtu.
Ia menyebutkan, prakiraan tinggi gelombang perairan Selatan Lebak berkisar 1,0 meter sampai 2,5 meter dengan rata-rata kecepatan angin 24 kilometer per jam.
Tiupan angin bergerak dari tenggara dengan kisaran tiga sampai 12 knot.
Gelombang bergerak dari arah tenggara dengan jarak pandang empat sampai tujuh kilometer.
Suhu udara pada siang hari berkisar antara 23 derajat sampai 32 derajat Celcius, sedangkan tingkat kelembaban berkisar 45 persen sampai 95 persen.
Cuaca pesisir Pantai Selatan Lebak yang berhadapan langsung perairan Samudera Hindia memiliki karakter berbeda dengan pantai di Banten bagian utara.
Gelombang karakter Pantai Selatan Lebak cukup tinggi juga banyak karang-karang, sehingga berbahaya bagi pengunjung yang berenang di sekitar pantai itu.
BMKG melarang pengunjung berenang di sekitar Pantai Ujungkulon, Binuangeun, Bagedur, Panggarangan, Sukahujan, Cihara, Bayah, Ciantir dan Sawarna berbahaya bagi wisatawan.
"Larangan ini guna mencegah kecelakaan laut," katanya.
Sementara itu, Koordinator Pengamanan Pantai Selatan Lebak Erwin Komara mengatakan, pihaknya melarang wisatawan berenang di sekitar perairan Samudera Hindia karena cuaca memburuk.
Selain gelombang cukup tinggi juga angin kencang, sehingga bisa berbahaya jika berenang di pesisir pantai.
Apalagi, kata dia, pesisir Pantai Selatan Lebak terdapat batu karang dan berbahaya bagi wisata yang berenang.
"Kami berharap pengunjung wisata pantai tidak bermain atau berenang di sekitar Pantai Selatan Lebak," ujarnya.