Selasa 17 Jul 2012 17:51 WIB

2016 Yogyakarta Miliki Bandara Baru

Suasana Bandara Adisucipto Yogyakarta
Foto: antara
Suasana Bandara Adisucipto Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID,kalarta--Yogyakarta akan memiliki bandar udara baru pada 2016 untuk menggantikan Badara Adisucipto yang sudah melebihi kapasitas penumpang pesawat.

Direktur Operasi dan Teknik Angkasa Pura I Harjoso Tjatur Prijanto dalam Seminar Kereta Api Bandara di Jakarta, Selasa mengungkapkan bandara baru ini direncanakan berada 36 km dari pusat kota dengan areal seluas 560 hektare.

Luas terminal dalam bandara tersebut diperkirakan 100.000 meter persegi dan memuat kapasitas maksimum 20 juta orang per tahun.  "Lokasinya antara di Gading Harjo atau di Temon Yogyakarta. Izin lokasi dan materi sudah berada di Kemenhub, akhir bulan selesai," kata dia.

Diperkirakan, pembangunan bandara baru tersebut akan menghabiskan biaya sekitar Rp 3 triliun.  "Bandara ini nantinya tidak bernama Adisucipto lagi, dan dijadikan pilot project bandar udara internasional yang dikelola swasta," kata dia.

Menurut rencana, bandara baru Yogyakarta ini akan mulai beroperasi pada 2016 mendatang dengan kapasitas awal 7 juta penumpang.

Ia menambahkan, jika bandara baru sudah mulai beroperasi, Bandara Adisucipto nantinya akan dialihkan untuk penerbangan VVIP, dan tamu negara dan dikembalikan fungsinya untuk training Angkatan Udara.  "Sedangkan Bandar Udara internasional yang baru diperuntukkan khusus untuk masyarakat sipil," kata dia.

Rencana pembangunan bandara baru ini karena pertumbuhan penumpang yang cukup tinggi. Tercatat pertumbuhan penumpang sebanyak 12 persen, pertumbuhan pesawat sebanyak 8 persen, dan tak kurang dari 5000 pesawat per hari memenuhi lalu lintas udara di bagian timur Indonesia.

Kapasitas maksimum penumpang di bandara Adisucipto sebanyak 10 juta orang. Sementara jumlah penumpang mencapai 56 juta per tahun.

"Kapasitas memang sudah tidak memenuhi, padat dan tidak nyaman lagi, seperti kapasitas 1 orang 4 orang," kata dia.  

Kondisi Adisucipto, kata dia, sudah tidak memungkinkan lagi untuk diperluas karena lahan yang terbatas. Di sebelah barat, bandara Adisucipto berbatasan dengan jembatan Jati, sebelah utara berbatasan dengan rel kereta api, sementara di sebelah timur ada lokasi situs candi Boko.

"Sehingga memindahkan bandara Adisucipto ke tempat lain adalah jalan satu-satunya," kata dia

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement