REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM - Bentrokan dua suku di wilayah bergolak Sudan, Darfur, awal pekan ini menewaskan 58 orang dan melukai 24 orang lagi, demikian laporan kantor berita resmi Sudan, SUNA, Kamis (19/7).
Bentrokan tersebut melibatkan suku Misseriya dan Rizeigat dan terjadi di daerah Jebara di perbatasan antara Darfur Timur dan Negara Bagian Kordofan Selatan, kata SUNA setelah pertemuan para tetua suku dan pejabat pemerintah di Darfur Timur.
SUNA tak menjelaskan apa yang telah memicu bentrokan tersebut, demikian laporan Reuters. Suku di Darfur, wilayah tandus yang luas di Sudan barat, dan di bagian selatan negeri itu seringkali bentrok mengenai masalah lahan atau hak atas air.
Darfur adalah tempat pemberontakan suku non-Arab terhadap pemerintah di Khartoum, yang mereka tuduh menyisihkan mereka secara politik dan ekonomi.
Pemberontak mengangkat senjata pada 2003, dan setahun kemudian pemerintah mengirim tentara dan suku yang bersekutu dengannya guna memadamkan pemberontakan. Gelombang kerusuhan bergolak sehingga PBB memperkirakan telah menewaskan ratusan ribu orang.
Khartoum menyebutkan jumlah korban tewas adalah 10.000. Tingkat kerusuhan telah reda, tapi bentrokan dan aksi kejahatan masih berlanjut sehingga menghambat upaya perdamaian.