REPUBLIKA.CO.ID, William Henry Quilliam menurut laman Wikipedia adalah pria kelahiran Liverpool, 10 April 1856 yang berasal dari keluarga kaya raya. Ayahnya, Robert Quilliam, adalah seorang pembuat jam.
Sejak kecil William sudah mendapatkan pendidikan yang memadai, dan oleh kedua orang tuanya disekolahkan di Liverpool Institute dan King William's College. Pada kedua lembaga pendidikan ini, ia mempelajari bidang hukum, dan pada 1878, William memulai karier sebagai seorang pengacara. William tumbuh dan dibesarkan sebagai seorang Kristen.
Agama Islam baru dikenalnya ketika ia mengunjungi wilayah Prancis selatan pada 1882.
Sejak saat itu, dia mulai banyak mempelajari mengenai Islam dan ajarannya.
Ketertarikannya terhadap Islam semakin bertambah saat ia berkunjung ke Aljazair dan Tunisia.
Sekembalinya dari mengunjungi Maroko, William merealisasikan keinginannya untuk berpindah keyakinan ke agama Islam. Setelah masuk Islam, ia mengganti namanya menjadi Abdullah Quilliam.
Usai menyandang nama baru ini, William gencar mempromosikan ajaran Islam kepada masyarakat Liverpool. Untuk mendukung syiar Islam di kota tempat kelahiran The Beatles itu, William mendirikan lembaga bagi mereka yang ingin mengetahui dan belajar tentang Islam.
Pada 1889, ia pun mendirikan Liverpool Muslim Institute.
Tak hanya sebatas menjadi pusat informasi Islam, Abdullah kemudian memfungsikan bangunan Liverpool Muslim Institute menjadi tempat beribadah bagi komunitas Muslim Liverpool.
Bangunan itu mampu menampung sekitar seratus orang jamaah.
Pendirian masjid ini kemudian diikuti oleh pendirian sebuah perguruan tinggi Islam di Kota Liverpool, dan sebuah panti asuhan bernama Madina House.
Pimpinan perguruan tinggi Islam itu, Abdullah menunjuk Haschem Wilde dan Nasrullah Warren.
Sebagaimana pujangga Inggris William Shakespeare, William Henry Quilliam/Abdullah Quilliam ini dikenal aktif sebagai penulis sastra, dan berupaya menarik simpati masyarakat non-Muslim di Liverpool melalui karyanya.
Dalam rentang waktu sepuluh tahun, dia berhasil mengislamkan lebih dari 150 warga asli Inggris, baik dari kalangan ilmuwan, intelektual, maupun para pemuka masyarakat termasuk ibunya yang semula seorang aktivis Kristen.
Berbagai tulisannya mengenai Islam diterbitkan melalui media The Islamic Review dan The Crescent yang terbit dari 1893 hingga 1908 dan beredar luas secara internasional.
Harian The Independent menulis bahwa William memanfaatkan ruang bawah tanah masjid sebagai tempat untuk mencetak karya-karya tulisnya.
William menerbitkan tiga edisi buku dengan judul The Faith of Islam pada 1899. Bukunya ini sudah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa dunia. Ratu Victoria dan penguasa Mesir termasuk di antara tokoh dunia yang pernah membaca bukunya.
Berkat The Faith of Islam, dalam waktu singkat nama Abdullah Quilliam dikenal luas di seluruh negeri-negeri Muslim. Dia juga menjalin hubungan dengan komunitas Muslim di Afrika Barat, dan mendapatkan penghargaan dari pemimpin dunia Islam. Bahkan, ia mendapat gelar Syekh al-Islam dari Sultan Ottoman (Turki Usmani), Abdul Hamid II, pada 1894, dan diangkat sebagai Atase Khusus Negeri Persia untuk Liverpool.