REPUBLIKA.CO.ID, Pertempuran pasukan Suriah dan pemberontak di Aleppo memaksa 200 ribu orang mengungsi ke Yordania dan Turki. Pimpinan kemanusiaan PBB mengatakan pertempuran antara pasukan Suriah dan pemberontak di kota terbesar negara itu telah memaksa 200 ribu orang mengungsi dari daerah itu dalam dua hari ini.
Valerie Amos mengatakan dalam pernyataan hari Minggu pertempuran mempersulit organisasi-organisasi kemanusiaan menyediakan pangan, kasur, selimut, kebutuhan kebersihan dan air minum yang sangat dibutuhkan.
Juga pada Ahad (30/7), Yordania membuka perkemahan resmi pertama bagi pengungsi dari negara tetangga Suriah. Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judah mengatakan Yordania telah menampung 142 ribu orang pengungsi Suriah, dan sedikitnya dua ribu pengungsi datang setiap hari. Turki telah menerima lebih dari 44 ribu warga Suriah.
Para aktivis Suriah mengatakan pasukan keamanan menembaki kedudukan pemberontak dengan meriam dan artileri tank di Aleppo Ahad. Tentara dan pemberontak Suriah terus bentrok di kota Aleppo, dan masing-masing menyatakan kemenangan untuk pihak mereka.
Pemerintah mengatakan telah merebut distrik Salahhedine dan menimbulkan korban besar di pihak pemberontak. Pemberontak membantah laporan itu dan mengatakan meskipun pertempuran masih berlangsung, tidak ada tentara pemerintah di Salahhedine.
Menteri Luar Negeri Walid al-Moallem berjanji bahwa pemberontak di Aleppo akan dikalahkan. Ia mengatakan hal itu dalam kunjungan ke Iran, sekutu regional terdekat Suriah.
Dalam jumpa pers bersama Moallem, Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan bahwa harapan bagi transisi damai pasca-Assad di Suriah adalah khayalan yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.