REPUBLIKA.CO.ID, -- The Sunday Express menyatakan permintaan maaf dan bersedia membayar ganti rugi ke satu sekolah di London terkait artikel mereka yang menyebut bahwa sekolah dalam kurikulumnya mengajarkan satu bentuk Islam yang ekstrem.
Adalah The King Fahad Academy --satu sekolah yang kurikulumnya berbasis pada Arab Saudi-- melakukan tindakan hukum terhadap The Sunday Express karena menerbitkan artikel yang menyatakan sekolah mengajarkan islam yang ekstrem dan rasis.
Northern & Shell's Sunday menerbitkan artikel itu di halaman utama pada 12 Juni 2011 dan juga ditampilkan dalam versi online di The Sunday Express dengan judul "Spies in schools to hunt fanatics".
The Sunday Express kemudian menyatakan permintaan maaf dan menyesali atas akibat yang ditimbulkan dan bersedia membayar ganti rugi.
Namun juru bicara Sunday Express, Mimi Turner, mengatakan surat kabar tidak akan berkomentar lagi akan hal ini seraya menambahkan bahwa besaran ganti rugi akan dirahasiakan.
Sementara Direktur Akademi, Dr. Sumaya Alyusuf mengaku senang dengan permintaan maaf yang dilayangkan Sunday Express.
"Sekarang sekolah benar-benar bisa berkonsentrasi pada misi untuk membangun kelas dunia dalam kualitas pendidikan internasional kepada siswa melalui kurikulum yang seimbang dan bertujuan untuk menghasilkan warga negara yang menghargai multi-cultural dimanapun kita hidup," ungkapnya.
Sementara itu, Clare Kissin, penasihat The King Fahad Academy mengatakan pada satu pernyataan di pengadilan tinggi London pada Selasa, bahwa The King Fahad Academy tidak mengajarkan bentuk islam yang ekstrem, juga tidak mengajar siswa anti-semitisme atau membentuk rasisme apalagi disusupi oleh islam fanatik.