REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Tidak kurang enam ribu imigran di Athena terjaring operasi dan akan dideportasi oleh pemerintah Yunani. Operasi yang bersandi Zeus Xenios tersebut dilakukan pemerintah setempat untuk mengurangi invasi penduduk asing di negara itu.
Yunani telah lama menjadi pintu masuk bagi imigran untuk menuju ke Eropa. Kebanyakan berasal dari Asia dan Afrika yang hendak mencari pekerjaan di Eropa. Resesi ekonomi yang terjadi di Yunani membuat negara 'para dewa' ini limbung, dan pengangguran meningkat.
Ditaksir, sekitar seratus ribu imigran ilegal masuk ke Yunani saban tahunnya. Satu juta imigran asal Turki juga dikatakan banyak bertempat tinggal di Yunani. Sedangkan populasi sebenarnya, dikatakan hanya mencapai 11 juta jiwa. "Negara ini akan hilang. Ini adalah invansi terbesar dalam sejarah Yunani," kata Menteri Ketertiban Nikos Dendias kepada stasiun TV Skai, Senin (6/8), seperti dilansir AFP, Selasa (7/8).
Seluruh petugas di negara itu berperan aktif melakukan penyisiran terhadap imigran, dengan melakukan identifikasi pengenal. Dari hasil sehari operasi itu, sekitar enam ribu ditahan dan terancam dideportasi, serta 1.600 ditangkap karena ilegal.
Dendias mengatakan, imigran yang ditangkap sementara dititipkan di gedung akademi polisi di Yunani Utara, dan di sebuah pusat penahanan di luar Athena. Dia mengeklaim bahwa pada akhir tahun ini Yunani akan dapat menahan hingga 10.000 orang imigran. "Siapa pun yang ditangkap akan dideportasi," katanya.
Petugas Komisi Tinggi PBB untuk pengungsian (UNHCR), Petros Mastakas, di Athena mengatakan, Yunani memiliki hak untuk melakukan pemeriksaan terhadap imigran. Menurut UNHCR pemerintah Yunani diwajibkan untuk melidungi imigran tersebut jika berasal darai kelompok miskin. ''Kami khawatir bahwa di antara mereka yang ditahan mungkin ada orang yang ingin perlindungan, tetapi tidak dapat menyampaikan permintaan mereka karena akses kepada pihak yang berwenang," katanya.