REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu penyebab tingginya angka kebakaran di wilayah DKI Jakarta ialah kurangnya keterlibatan masyarakat. Selain tingkat pemahaman sebagian warga yang rendah, pemberdayaan masyarakat untuk tanggap cepat terhadap insiden kebakaran juga tidak maksimal.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Partisipasi Masyarakat (Partimas) Damkar dan PB DKI Jakarta, Rimawati, seharusnya penyuluhan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Namun hal ini belum dapat diupayakan oleh Dinas Damkar dan PB DKI Jakarta.
Dinas Damkar saat ini, ujarnya, kekurangan petugas, terutama petugas penyuluh. Jadi selama ini penyuluhan yang diilakukan hanya bisa menjangkau kecamatan saja. Padahal efektivitas penyuluhan harus dilakukan sampai ke tingkat RW dan RT.
"Mudah-mudahan di tahun 2013 nanti, kita bisa melakukan penyuluhan ke tiap RW dan RT di DKI Jakarta,"
Saat ini jumlah pasukan Damkar dan PB sebanyak 3.075 orang, terdiri dari 2.500 pasukan operasional dan sisanya sebagai staf yang mengurusi permasalahan di kantor. Kedepan, petugas damkar seluruhnya bisa turun ke lapangan untuk melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran dan penyuluhan terhadap masyarakat.
Dinas, imbuh Rima, telah membangun projek SKKL (Sistem Ketahanan Kebakaran Lingkungan). Ada 5 wilayah kota yang dijadikan percontohan yaitu Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
Dinas Damkar dan PD DKI Jakarata saat ini memiliki 557 unit mobil damkar dalam kondisi baik, 65 unit mobil dalam kondisi rusak dan 1 fireboat yang biasa digunakan di wilayah Kepulauan Seribu. Fasilitas inilah yang kedepannya oleh dinas akan tambah dikembangkan untung cepat tanggap dalam mengatasi bencana kebakaran di DKI Jakarta.