REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Sekitar 400 penumpang Kapal Motor (KM) Kirana I yang akan mudikLebaran terlantar 20 jam di Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng). Mereka harus menunggu akibat cuaca buruk.
"KM Kirana I direncanakan berlayar dari pelabuhan Sampit menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), pada Jumat (10/8), dengan membawa sedikitnya 400 penumpang, namun karena cuaca buruk sehingga keberangkatan kapal dibatalkan," kata Administratur Pelabuhan (Adpel) Sampit, Anasro Amin, di Sampit, Sabtu (11/8).
Selain 400 penumpang, KM Kirana I juga membawa sebanyak 27 unit mobil dan 54 unit kendaraan roda dua. KM Kirana I merupakan jenis kapal penyeberangan dan bukan kapal penumpang serta berbadan kecil sehingga dengan adanya cuaca buruk dan mengakibatkan ketinggian gelombang di laut jawa saat ini mencapai 3-4 meter.
Demi keselamatan kapal dan penumpang, akhirnya keberangkatan kapal ditunda hingga kondisi gelommbang laut jawa kembali normal.
Menurut Amin, tidak ada jalan lain selain menunda keberangkatan kapal, meski hal itu akan merugikan penumpang karena harus tertahan di pelabuhan Sampit.
"Kami akan terus melakukan koordinasi dengan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Haji Asan Sampit terkait pantauan cuaca di laut jawa dan apabila membaik kapal akan langsung kami berangkatkan," katanya.
Pihak BMKG baru-baru ini juga telah menginformasikan, bahwa cuaca di perairan laut jawa sudah berangsur membaik, jadi apabila gelombang mereda Sabtu (11/8) sore kapal kemungkinan akan diberangkatkan, namun semua itu tergantung pantauan cuaca.
Sedangkan untuk kapal penumpang milik PT Pelni tidak masalah, kapal tetap bisa berangkat berlayar meski kondisi ketinggian gelombang di laut jawa saat ini mencapai 3-4 meter, karena jenis kapal tersebut berbadan besar.
Salah seorang penumpang kapal Kirana I, Lasimin, mengaku kecewa dan merasa rugi waktu dengan pembatalan keberangkatan kapal tersebut. Meski ia bisa memaklumi kondisi tersebut akibat faktor alam."Kami bisa mengerti atas penundaan keberangkatan tersebut, sebab jika dipaksakan tentunya akan membayakan keselamatan," ujarnya.
Selama keberangkatan kapal ditunda, ia mengemukakan, biaya pengeluaran penumpang menjadi bertambah. Ia harus keluar uang lebih terutama untuk ongkos konsumsi, selain rugi waktu.